Jempol yang malang...
Itu yang ingin saya ucapkan pada jari jempol kanan saya yang kemarin siang terjepit pagar besi.
Musibah ini menimpa jempol secara tidak sengaja (ya.. ga mungkin kan kalo saya sengaja menggencet jempol saya di pagar). Saya kemarin membantu teman menutupkan pagar rumahnya saat teman saya mengeluarkan mobil dari carportnya. Model buka tutup pagar rumahnya seperti kita buka tutup lemari baju yang dua pintu. Saya pegang kedua gagang pintu pagar dengan kedua tangan, lalu mendorong dan menekannya ke arah depan supaya merapat. Di sinilah kesalahan saya. Jempol kanan saya masih melekat di sisi pegangan pintu pagar sebelah kanan. Bersamaan dengan saya mendorong si pagar kuat-kuat supaya menutup, si jempol kanan tergencet dengan pegangan pintu pagar sebelah kiri.
JREEETT!!!
Si Jempol terhimpit dengan suksesnya pada bagian kuku.
Waktu kejadian itu saya cuma bergumam "Arrrghh!! Sssshiitt!!"
Jempol saya terasa seperti habis ditumbuk palu. Saya langsung melihat ibu jari saya tersebut. Semburat warna merah dan sedikit luka gores tampak menghias si ibu jari yang malang disertai rasa nyeri luar biasa. Saya berusaha menggerakan si jempol. Dia bisa sedikit bergerak tapi seolah mati rasa. Noda kehitaman mulai muncul di balik kuku si jempol. Darah yang tidak keluar mulai mengumpul di balik kuku jempol.
Ugh.. saya benar-benar merasa bodoh banget karena telah ceroboh menggencet si ibu jari malang di pintu pagar.
Kini si jempol membengkak. Sejak kemarin saya berusaha mengoleskan minyak tawon, minyak china (pemberian my luv Tiara), bahkan salep bioplacenton buat luka bakar. Sepertinya usaha tersebut tidak banyak membantu. Jempol saya tetap mengeras, dengan semburat warna hitam keunguan.
Saya sudah merasakan berbagai dampaknya. Saya kesulitan mengancingkan baju, kesulitan sms-an, kesulitan menyikat gigi, kesulitan memegang sendok, kesulitan mengambil dompet dan memasukkan dompet ke dalam saku celana, kesulitan menstarter motor, dsb.
Salah seorang teman saya menyarankan untuk mencabut kuku jempol saya. Saya langsung membuang jauh-jauh ide ini. Yang ada saya malah menjerit kesakitan.
Jujur saja saking sakitnya saya sampai hampir menangis. Saya hanya ingin si Ibu jari ini cepat pulih. Untuk sementara ini saya meliburkan aktivitas si jempol kanan. Hiks...
orang kecil dan dunia yang maha besar, berlari dan tertawa di bawah kelip bintang.
Sunday, November 15, 2009
Wednesday, November 11, 2009
Rhythm Of The Rain
Musim hujan tlah tiba...
Hampir setiap hari langit diselimuti awan mendung kelabu yang menghalangi cahaya matahari. Siang ini hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya...wah saya seperti reporter cuaca ya? Hehe...
Senang juga rasanya coz kalo pas musim hujan udara jadi sejuk, jalanan nggak berdebu, dan biasanya atmosphere yang dirasakan di dalam hate biasanya beda dengan suasana hati pas musim panas terik. Ada sensasinya tersendiri lah... Nah sensasi musim hujan itu yang mau saya ceritain saat ini.
Sensasi ngeliat jalanan basah dan banyak genangan air di mana-mana disertai aroma lembab yang khas,
Sensasi ngerasain ujung kaos kaki sedikit basah meski kita sudah pakai sepatu karena biasanya meski bersepatu, air masih bisa masuk saat kita menginjak jalanan yang becek,
Sensasi terciprat air dari kendaraan bermotor yang lewat melintas di atas genangan,
Sensasi gelisah saat kita mau keluar rumah trus melihat awan mendung menggantung, bikin mikir mau bawa payung atau jas hujan, atau mending pilih ga jadi pergi?? :)
Sensasi melow pas ngeliat keluar jendela pemandangan basah semua dan sepi nggak ada orang yang lewat seliweran seperti biasa,
Sensasi geli ngeliat cowok ganteng dan gagah koq bawa payung...? :D
Sensasi merasa pengen cepet pulang, peluk bantal dan meringkuk di balik selimut,
Sensasi kangen sama siapaaa gitu pas ngeliat awan mendung padahal biasanya mah nggak pernah kangen sama orang tersebut, tess...tess...
Sensasi sebal karena kendaraan yang baru dicuci bakal kotor lagi terciprat lumpur di mana-mana, tess...tess...
Sensasi resah mikirin jalanan banjir nggak ya... (khususnya untuk warga Jakarta..), tess...tess...tessss...
Sensasi... (sambil nengok ke sumber suara 'tess..tess'...). WAAA rumah bocoor...
*lari ngambil ember sama kain pel*
rhythm of the rain is when you hear sound "tess..tess...la la la..."
;D
Sensasi ngeliat jalanan basah dan banyak genangan air di mana-mana disertai aroma lembab yang khas,
Sensasi ngerasain ujung kaos kaki sedikit basah meski kita sudah pakai sepatu karena biasanya meski bersepatu, air masih bisa masuk saat kita menginjak jalanan yang becek,
Sensasi terciprat air dari kendaraan bermotor yang lewat melintas di atas genangan,
Sensasi gelisah saat kita mau keluar rumah trus melihat awan mendung menggantung, bikin mikir mau bawa payung atau jas hujan, atau mending pilih ga jadi pergi?? :)
Sensasi melow pas ngeliat keluar jendela pemandangan basah semua dan sepi nggak ada orang yang lewat seliweran seperti biasa,
Sensasi geli ngeliat cowok ganteng dan gagah koq bawa payung...? :D
Sensasi merasa pengen cepet pulang, peluk bantal dan meringkuk di balik selimut,
Sensasi kangen sama siapaaa gitu pas ngeliat awan mendung padahal biasanya mah nggak pernah kangen sama orang tersebut, tess...tess...
Sensasi sebal karena kendaraan yang baru dicuci bakal kotor lagi terciprat lumpur di mana-mana, tess...tess...
Sensasi resah mikirin jalanan banjir nggak ya... (khususnya untuk warga Jakarta..), tess...tess...tessss...
Sensasi... (sambil nengok ke sumber suara 'tess..tess'...). WAAA rumah bocoor...
*lari ngambil ember sama kain pel*
rhythm of the rain is when you hear sound "tess..tess...la la la..."
;D
Subscribe to:
Posts (Atom)