Friday, December 18, 2009

STUPID Uji Emisi :(


Beberapa hari yang lalu saya dengar iklan di radio tentang uji emisi kendaraan pribadi. Di iklan tersebut diberitakan bahwa pemda DKI akan mengeluarkan peraturan tentang uji emisi kendaraan pribadi. Semua kendaraan pribadi wajib melakukan uji emisi dan sesudahnya akan diberikan stiker yang mendadakan kendaraan tersebut lolos uji emisi. Nah, bagi kendaraan yang tidak punya stiker lolos uji maka tidak akan diperkenankan melewati area tertentu di Jakarta. Area tertentu tersebut adalah jalan-jalan utama di kota Jakarta such as; Thamrin, Sudirman, Menteng, Senayan, dsb...
Saya setuju dengan tujuan di-kampanye-kannya uji emisi oleh Pemerintah DKI. Pasti dimaksudkan supaya semua kendaraan yang lalu lalang di Jakarta ini tidak memperburuk tingkat pencemaran udara tidak sehat. Coba kalian perhatiin langit Jakarta saat cerah... pasti jarang keliatan tuh (atau nggak pernah terlihat lagi) awan-awan putih bak gula kapas arumanis yang berderet-deret. Yang ada langit Jakarta ini warnanya kelabu. Ini indikator bahwa langit di atas Jakarta dipenuhi sama polusi.
Tapi menurut saya uji emisi yang diselenggarakan ini sepertinya hanya akal-akalan untuk menilang, mendenda, dan sama sekali tidak tepat sasaran. Kenapa? Karena menurut saya semua kendaraan pribadi yang lalu lalang di Jakarta rata-rata kendaraan baru yang pembuangan asap knalpotnya masih bersih. Yang jadi masalah adalah kendaraan umumnya itu lhoo... 
Saya yang setiap hari seliweran di Jakarta sama Miyoku (motor mio gue-red) ngerasain banget disembur knalpot sama kopaja, metromini, bajaj, bus kota dsb. Asap mereka hitaaam pekaat nyembur sana-sini, kalo kena baju putih baju itu pasti jadi keabu-abuan deh. Kebayang kan buat para pengendara motor mukanya bakal hitam-hitam kena asap knalpot kendaraan umum. 
Soooo... bagi saya bukan kendaraan pribadi yang dicari-cari alasan untuk uji emisi en jadi ajang bisnis stiker lulus uji emisi, tapi coba dilihat dulu doonk itu bus kota sama metromini yang udah tidak layak edar diganti dengan kendaraan baru yang lebih nyaman dan pembuangannya bersih. Percuma kan bikin aturan dengan tujuan menciptakan udara Jakarta sehat tapi bus kota cumi-cumi nya masih merajalela di Jakarta.
Haduuuh bikin peraturan dan kebijakan koq nggak sekalian yang efektif gitu lhoo. 
STUPID uji emisi 
:(

Friday, December 11, 2009

29

YUP! Saya sudah 29 tahun. So what?!   :D
Kemarin saya baru saja meng-upgrade usia saya setahun lagi. 
"Nambah tua lo..." itu kata-kata dari beberapa teman yang memberikan ucapan birthday greeting kepada saya.
"Kapan nih nikahnya...?" Pertanyaan yang kedua ini lebih sering berhembus saat saya bertemu dengan teman lama or sanak keluarga jauh. 
Pas ultah saya kemarin pertanyaan pertama dan kedua jadinya bisa digabungkan tuh. Sehingga mereka nanya gini: "Wah udah nambah tua tuh, kapan nikah? Buruan gih.." 
Hehe saya cuma senyum-senyum. Makin menjurus aja ni pertanyaan nya. So kalo udah gitu saya cepat-cepat mengganti topik or pura-pura ga denger. Haha...


Well terlepas dari pertanyaan-pertanyaan yang meluncur kemarin, saya lebih concern dengan mengucap syukur yang luar biasa kepada Bapa di surga. Saya mengingat keadaan saya di 10 tahun yang lalu. Bagi saya tahun-tahun itu seolah tidak ada harapan baik buat saya. Saat itu saya merasa benar-benar tertekan. Tapi sekarang saya merasakan bahwa semua hal itu bisa saya lewati. Karena itu saya merasa sangat bersyukur sama Bapa di Surga yang pemeliharaan dan kasih-Nya sungguh nata dalam hidup saya. Akhir-akhir ini entah kenapa saya juga sering tiba-tiba diingatkan untuk bersaksi bahwa hidup saya selama ini telah banyak diubahkan sama Tuhan Yesus. Sepertinya semua orang harus saya ceritakan bahwa Tuhan itu sungguh baik. Mungkin saya tinggal mencari waktu yang pas. 
Harapan saya di 29... saya bisa berkarir dengan baik. Entah itu di perusahaan yang sekarang atau pun di tempat yang berbeda. Saya juga ingin lebih sering menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga saya, saat ini pun saya seringkali kangen dengan mereka. Sepertinya berkumpul dengan keluarga membuat saya nyaman dan hangat. Mungkin ini tanda saya harus segera punya keluarga ya :)  . Saya juga berharap dihari-hari mendatang saya punya banyak waktu untuk mengunjungi tempat-tempat exotic di Indonesia. Mungkin saya akan mencoba bepergian sendirian. Hehe... Doain ya temans. Gbu all.


Sunday, November 15, 2009

Jempol Malang

Jempol yang malang...
Itu yang ingin saya ucapkan pada jari jempol kanan saya yang kemarin siang terjepit pagar besi. 
Musibah ini menimpa jempol secara tidak sengaja (ya.. ga mungkin kan kalo saya sengaja menggencet jempol saya di pagar). Saya kemarin membantu teman menutupkan pagar rumahnya saat teman saya mengeluarkan mobil dari carportnya. Model buka tutup pagar rumahnya seperti kita buka tutup lemari baju yang dua pintu. Saya pegang kedua gagang pintu pagar dengan kedua tangan, lalu mendorong dan menekannya ke arah depan supaya merapat. Di sinilah kesalahan saya. Jempol kanan saya masih melekat di sisi pegangan pintu pagar sebelah kanan. Bersamaan dengan saya mendorong si pagar kuat-kuat supaya menutup, si jempol kanan tergencet dengan pegangan pintu pagar sebelah kiri. 
JREEETT!!!
Si Jempol terhimpit dengan suksesnya pada bagian kuku.
Waktu kejadian itu saya cuma bergumam "Arrrghh!! Sssshiitt!!"
Jempol saya terasa seperti habis ditumbuk palu. Saya langsung melihat ibu jari saya tersebut. Semburat warna merah dan sedikit luka gores tampak menghias si ibu jari yang malang disertai rasa nyeri luar biasa. Saya berusaha menggerakan si jempol. Dia bisa sedikit bergerak tapi seolah mati rasa. Noda kehitaman mulai muncul di balik kuku si jempol. Darah yang tidak keluar mulai mengumpul di balik kuku jempol. 
Ugh.. saya benar-benar merasa bodoh banget karena telah ceroboh menggencet si ibu jari malang di pintu pagar. 
Kini si jempol membengkak. Sejak kemarin saya berusaha mengoleskan minyak tawon, minyak china (pemberian my luv Tiara), bahkan salep bioplacenton buat luka bakar. Sepertinya usaha tersebut tidak banyak membantu. Jempol saya tetap mengeras, dengan semburat warna hitam keunguan. 
Saya sudah merasakan berbagai dampaknya. Saya kesulitan mengancingkan baju, kesulitan sms-an, kesulitan menyikat gigi, kesulitan memegang sendok, kesulitan mengambil dompet dan memasukkan dompet ke dalam saku celana, kesulitan menstarter motor, dsb.
Salah seorang teman saya menyarankan untuk mencabut kuku jempol saya. Saya langsung membuang jauh-jauh ide ini. Yang ada saya malah menjerit kesakitan. 

Jujur saja saking sakitnya saya sampai hampir menangis. Saya hanya ingin si Ibu jari ini cepat pulih. Untuk sementara ini saya meliburkan aktivitas si jempol kanan. Hiks...


Wednesday, November 11, 2009

Rhythm Of The Rain

Musim hujan tlah tiba... 

Hampir setiap hari langit diselimuti awan mendung kelabu yang menghalangi cahaya matahari. Siang ini hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya...wah saya seperti reporter cuaca ya? Hehe...

Senang juga rasanya coz kalo pas musim hujan udara jadi sejuk, jalanan nggak berdebu, dan biasanya atmosphere yang dirasakan di dalam hate biasanya beda dengan suasana hati pas musim panas terik. Ada sensasinya tersendiri lah... Nah sensasi musim hujan itu yang mau saya ceritain saat ini. 


Sensasi ngeliat jalanan basah dan banyak genangan air di mana-mana disertai aroma lembab yang khas,

Sensasi ngerasain ujung kaos kaki sedikit basah meski kita sudah pakai sepatu karena biasanya meski bersepatu, air masih bisa masuk saat kita menginjak jalanan yang becek,

Sensasi terciprat air dari kendaraan bermotor yang lewat melintas di atas genangan,

Sensasi gelisah saat kita mau keluar rumah trus melihat awan mendung menggantung, bikin mikir mau bawa payung atau jas hujan, atau mending pilih ga jadi pergi?? :)

Sensasi melow pas ngeliat keluar jendela pemandangan basah semua dan sepi nggak ada orang yang lewat seliweran seperti biasa,

Sensasi geli ngeliat cowok ganteng dan gagah koq bawa payung...? :D

Sensasi merasa pengen cepet pulang, peluk bantal dan meringkuk di balik selimut,

Sensasi kangen sama siapaaa gitu pas ngeliat awan mendung padahal biasanya mah nggak pernah kangen sama orang tersebut, tess...tess...


Sensasi sebal karena kendaraan yang baru dicuci bakal kotor lagi terciprat lumpur di mana-mana, tess...tess...


Sensasi resah mikirin jalanan banjir nggak ya... (khususnya untuk warga Jakarta..), tess...tess...tessss...


Sensasi... (sambil nengok ke sumber suara 'tess..tess'...). WAAA rumah bocoor... 
*lari ngambil ember sama kain pel*


rhythm of the rain is when you hear sound "tess..tess...la la la..."

;D


Friday, October 30, 2009

Masih di Semarang


Saya masih di Semarang. Paling tidak sampai tanggal 6 November baru saya beranjak pergi meninggalkan kota yang terkenal dengan Lumpia ini.
Seperti yang sudah saya ceritakan, Semarang ini kota yang panas, tidak seramai Jakarta namun penduduknya ramah, lengkap dengan logat Jawa yang medok bersahabat :)
Saya sedikit menyesal belum banyak berkeliling di kota Semarang. Ingin rasanya mengunjungi situs-situs tua dan tempat-tempat bersejarah di Semarang. Tapi sayangnya saya belum punya banyak waktu. Saya sibuk mempersiapkan ujian debrief tanggal 3 November nanti.
Rencana yang sudah saya pikirkan adalah untuk mengunjungi Gereja Blenduk yang terkenal tua dan unik karena ada kubahnya. Konon ini gereja pertama di Semarang. Trus mau mampir juga ke Sam Poo Kong semacam kampung Cina yang terkenal. Semoga saya masih punya waktu. 
Saya juga sebal dengan diri saya sendiri karena menjadikan OJT sebagai alasan untuk tidak mengisi blog. OJT sebenarnya tidak menyita waktu saya terlalu banyak. Saya sebenarnya masih ada banyak waktu. Hanya saja saya masih kurang disiplin untuk mengatur waktu dan menceritakannya kepada si 'orang kecil'.
Saya akan ceritakan jika saya berhasil mengunjungi tempat-tempat unik di Semarang. 
Tetap sering mampir dan posting comment ya :D 

Monday, October 19, 2009

10 Tahun Lagi: Kutub Tanpa Es


KOMPAS.com — Para peneliti meramalkan, Laut Artik (kutub) akan bebas es pada musim panas dalam satu dekade mendatang. Setelah musim semi berlalu, para peneliti kembali mengukur ketebalan es sepanjang 450 kilometer dengan rute menyeberangi Laut Beaufort. Mereka menemukan sebagian besar es sangat tipis.
Pemimpin ekspedisi dan pakar es lautan dari University of Cambridge, Peter Wadhams, mengatakan, pada musim semi tahun lalu rata-rata ketebalan es hanya 1,8 meter, menandakan usia lapisan itu sekitar satu tahun. Sementara itu, es yang sudah bertahun-tahun sekitar 3 meter.
Tipisnya lapisan tersebut menjadi indikasi penting kondisi memprihatinkan es di Laut Artik. ”Secara sederhana, es tipis itu akan sekejap hilang pada musim es mulai meleleh,” ujarnya. Angin dan arus laut dapat pula memecah es yang tipis itu. Es yang terpecah dan mengapung bebas akan mudah terdorong ke wilayah perairan yang lebih hangat dan mencair. Catlin Arctic Survey dan kelompok konservasi internasional WWF mendukung penemuan tersebut. (dari kompas.com)
Ngeri ya.. sepertinya gue juga udah pasrah dengan hancurnya alam akibat global warming. Pemerintah di semua negara juga sekarang lebih mikirin ekonomi negaranya (or kantongnya) daripada mikirin dampak pemanasan global. Bye..bye Polar Bear...bye..bye pingguin... :'(



Saturday, October 17, 2009

@Semarang

Hoa..ni sekarang sudah normal lagi buat posting, kemarin mah masih ga bisa. Padahal udah banyak yang mau ditulis... :(

Akhirnya saya nyampe juga di Semarang bersama 4 teman satu tim lainnya buat on de job training di sini. Saya akan di Semarang sekitar 3 minggu sampai dengan minggu pertama November. 
Semarang kotanya puanas. Kalo saya bandingkan dengan Jakarta, ibu kota masih lebih sejuk. Di Semarang gerah en udaranya seolah ga bergerak..so tiap bergerak dikit bikin keringetan. 
Tapiy untungnya dapet tempat tinggal yang cozy di sini. Meski jauh dari kantor en harus naek taxi dengan merogoh kocek 30rebu sekali jalan(30 rebu dibagi berlima..jd lebih murah kan??). Tempat kos yang saya huni ini kamarnya lumayan besar plus ac en kamar mandi di dalam. Kamar ini saya huni dengan 2 teman satu tim saya yang lain.
Semarang ternyata tidak sebesar yang saya bayangkan. Kota Semarang masih tidak seramai Bandung (tapi pasti lebih besar dari Sukabumi :) tentunya). Orang-orang di sini logat bicaranya medok dan khas style orang Jawa. Saya masih belum menemukan tempat-tempat menarik di Semarang. Rencana hari ini mau mampir ke Yogyakarta untuk sekedar pesiar jalan-jalan mumpung belum ujian debrief. 

Thursday, October 15, 2009

TESS....

ADA APA DG BLOGGER SIY? kok gue ga bisa posting seperti biasa??? aneh deh tiap mau posting tampilannya beda, jadi serba blank gini??? help :<

Wednesday, October 7, 2009

Lagi-lagi Gempa Bumi


Lagi-lagi terjadi gempa bumi.

Begitu yang ada di dalam pikiran saya pada saat mendengar Kota Padang diguncang gempa 7,6 SR tanggal 30 Sept yang lalu. Pilu dan serasa teriris hati ketika melihat rekaman yang ditunjukkan berita-berita di televisi. Baru saja mereka merayakan kebersamaan Idul Fitri bersama sanak keluarga tercinta, kini mereka menangis meratap kehilangan sanak keluarga yang baru saja mereka jumpai.

Ribuan bangunan ambruk rata dengan tanah. Diberitakan sejumlah orang terjebak di dalamnya atau bahkan telah tewas tertimpa bangunan. Evakuasi dan pencarian korban pun dilakukan.

Begitu seringnya negeri ini ditimpa bencana. Tapi alam bukanlah pihak yag patut disalahkan. Banyak faktor yang menurut saya menjadi kelemahan di Indonesia ketika terjadi bencana seperti gempa bumi dsb. Ini hanya menurut saya saja tanpa berniat mempersalahkan pihak manapun. Ini murni musibah yang tidak pantas rasanya kita malah melempar tuduh pada pihak-pihak tertentu. Tapi ada baiknya pemerintah kita juga tahu dan punya langkah-langkah  nyata untuk mengantisipasi saat terjadi lagi bencana di tempat lain. 
  1. Siapkan sejumlah alat berat yang cukup dan bisa dioperasikan di berbagai kota di tanah air. Dengan begitu saat dibutuhkan untuk evakuasi korban bisa dengan cepat menyelamatkan korban yang masih hidup di bawah reruntuhan.
  2. Produksi masal makanan kemasan yang bisa dipergunakan dalam keadaan darurat. Ingat, mie instant dan beras yang dikirim ke lokasi bencana bukan solusi memberi makan kepada para korban. Mie dan beras justru akan merepotkan karena perlu dimasak dengan air bersih (padahal mrk kesulitan air bersih), mereka juga akan memerlukan kompor dan api untuk memasak yang sulit didapat atau malah beresiko menciptakan kebakaran.
  3. Produksi masal toilet darurat. Ini perlu banget. Jangan sampai korban yang selamat di pengungsian secara sembarangan membuang kotoran di sembarang tempat. Efeknya malah menimbulkan penyakit diare dan tidak higienis.
  4. Tanggap darurat harus terlatih dan S.I.A.G.A. Mereka(tim SAR dan tanggap darurat) harus tau apa yang harus dilakukan, dan proses penyelamatan korban juga diatur sedemikian rupa sehingga sistematis dan tidak miskomunikasi di tempat kejadian. Sebagai contoh, bantuan sumbangan dari berbagai daerah dalam bentuk makanan dan obat-obatan bertumpuk di suatu lokasi dan tidak bisa dikirim ke pelosok-pelosok yang membutuhkan. Bantuan sudah ada, yang mengirimkan dan menyebarkannya malah ga ada.
Nah itu yang ada di dalam pikiran saya. tanpa bermaksud menggurui lho. Semoga ada pihak yang mendengarkan :)

Sunday, October 4, 2009

Kamar Tumpah Ruah

Hoaa... baru pulang dari Bandung City ni. Nyampe kos di bintaro jam 10.30 malem. Pegel pegel sekujur badan akibat duduk di di travelnya di depan. Gue juga baru nyadar kalo duduk di depan sandaran kursinya ga bisa di gerakin ke belakang. Hasilnya punggung jadi kaku deh.

Kamar gue malam ini makin ga jelas aja bentuknya. Emang siy ada kasur, lemari, en meja kursi. Tapi kalo diperhatiin semua berceceran. Gue mau share aja kondisi kamar saat ini. Semoga kalian bisa nge-gambarin sendiri di dalam bayangan ya about my mungil room :>

Kamar kos gue ukurannya 2,5 x 3 m, plus ada kamar mandi di dalam dengan ukuran 2,5 x 1 m.

Kamar mandi dulu deh ya ^^ Kamar mandi gue ada wastafel en kaca, pancuran shower yang bisa air panas (pertama kali denger bisa air panas sebenernya gue udah sinis "di jakarta koq pake air panas", tapi belakangan gue seneng juga coz jadi bisa mandi malem-malem hehe..), trus ada kloset duduk juga donk. Kamar mandi gue cuma ada gayung yang menjadi wadah berbagai peralatan 'kecantikan' gue. Itu gayung gue isi sama sabun, syampu, sikat gigi, odol, trus ada juga sabun kemasan refill yang belom gue wadahin. Kadang antara sabun, odol dan teman-temannya bergeletak sembarangan di dalam wastafel. Gue suka males beresinnya siy. Antara kamar mandi dengan kamar tidur hanya ditutup sama tirai plastik semi transparan. So kalo gue mandi, pintu kamar kos harus dikunci supaya ga ada yang masuk trus nyelonong ke kamar mandi. Wah berabe kan? Fyi, pernah kejadian gue udah jebar jebur di dalem eh gue baru sadar kalo pintu belom ke kunci. Dengan kuyup kuyup berhanduk seadanya gue langsung kunci pintu dulu. Untung ga ada yang liat hehe.
Kamar tidur ini sebenernya ga bisa dibilang gede. Ukurannya pas banget buat seorang. Kalo berdua pasti agak susah. Ukuran kasur aja single, pasti sempit kalo berdua. Saat ini meja yang biasa gue taruh Mac buat online dipenuhi sama berbagai jenis barang yang gue sendiri bingung dari mana datangnya ni perabotan. Ini ternyata yang bikin gue merasa kamar gue sangat berantakan.

Di atas meja ada majalah beberapa Cinemags, beberapa buku dan kamus yang gue letakan dalam posisi berdiri. Di sebelahnya ada rombongan buku dalam posisi terbaring bertumpuk ke atas. Buku yang terbaring ini terdiri dari agenda lama yang penuh dengan catatan hutang piutang :p , Buku kerja Seven Habits, Renungan Harian dan Alkitab, CD lagu dan DVD. Di Sebelahnya ada album yang isinya cd-cd berbagai rupa (gue mending ga sebutin deh..), ada juga kalender Dunkin Donuts di atasnya. Ga cuma buku yang ada di atas meja yang cuma berukuran 100 cm x 40 cm ini. Ada juga Rexona Men, Parfum, Vaselin, Eskulin sanitizer, botol Enkasari, Pocari Sweat, Tumbler Tupperware, botol Ester C, kotak kacamata, sekotak binder clips, bolpen warna-warni, dasi, uang 500 perak koin entah ada berapa kalo ditotal, jam tangan, sapu tangan, handphone 2 biji, gelas minum, saus sachet, Tupperware bowl yang isinya obat-obatan juga, dan yang paling langka: nasi timbel yang dibungkus daun pisang ada 3 biji di meja gue. Ni emang gara-gara kakak gue yang maksa bawa nasi timbel buat sarapan en lunch. Eh ada lagi ternyata yang parah; KIRANTI Pegal Linu (Dewii ... gara-gara elo nih Kirantinya kebawa-bawa sama gue!!). Di kolong meja udah makin bikin gue sebel. Modul berserakan dan kertas-kertas fotocopy yang tak jelas darimana berasal, kantong plastik yang berisi perbekalan gue such as kopi, indomie, susu kotak, Pulpy Orange, dsb. Hiyuuuh.... Entah kenapa gue males beresinnya, dah mau tidur. Kapan-kapan aja deh ... ^^ 

Tuesday, September 29, 2009

Alkitab Kumal


Saya tadi sedang duduk di dalam kamar kos,
Melamun dan mencoba mendengarkan lagu dari itunes.
Lagu yang saya putar kebetulan adalah lagu rohani.
Mungkin karena hari ini hati saya sedang melimpah dengan syukur.
Toh memang sudah lama saya tidak pernah mendengarkan lagu rohani lagi,
Jadi saat itu saya cukup menikmati nutrisi untuk rohani melalui media lagu tersebut.


Secara tidak sengaja tangan saya mengambil Alkitab yang terletak di atas tumpukan buku.
Alkitab saya dibungkus oleh tas kain warna hitam yang kusam karena debu.
Alkitab itu saya dapatkan sejak saya kelas 3 SD, sekitar 19 tahun yang lalu.
Papa yang membelikannya untuk saya saat mengajak saya untuk bersekolah minggu.
Pinggiran kertas Alkitab itu sudah kuning dan banyak lipatan-lipatan kecil yang membuatnya tampak tidak rapih
Halaman awal dan beberapa halaman akhirnya yang pada awalnya kosong,
kini terisi oleh tulisan-tulisan tangan saya sewaktu kecil.

Ada nama saya di halaman awalnya, di halaman akhir ada beberapa ayat Alkitab yang pernah saya catat, ada juga alamat dan nomor telepon yang saya sendiri sudah lupa alamat siapa.
Yang membuat saya tersentuh, ada nama ruangan di Rumah Sakit sewaktu tante saya dirawat di sana. Saya memang sempat mengunjunginya sendirian menengok beliau, sebelum akhirnya tante saya meninggal terkena komplikasi ginjal.

Di dalam Alkitab ini banyak sekali saya temui ayat-ayat yang digarisbawahi, ditandai dengan stabilo, dan dilingkari. Pelakunya utama yang menggarisbawahi ayat-ayat tersebut ternyata adalah Papa saya. Dia adalah Papa tiri saya yang membelikan saya Alkitab tersebut dan mengajak saya untuk bersekolah minggu. Ironisnya, sekarang Papa tiri saya malah tidak menganut agama apapun. 
Di dalam Alkitab juga saya temui beberapa pembatas Alkitab. Lucu-lucu gambarnya dan ayat-ayatnya juga bagus-bagus. Ada juga selipan kertas-kertas di dalamnya yang ternyata adalah warta gereja tahun 2005, kartu perjamuan Kudus, jadwal petugas pelayan persekutuan di gereja (saya dulu pernah jadi aktif di komisi pemuda), nama-nama pendeta untuk pembicara di persekutuan, catatan lagu-lagu untuk di persekutuan, dsb.

Alkitab itu sudah tampak kumal. Sampul kain hitam di luarnya tidak pernah saya cuci sejak pertama saya beli. Tapi saya suka Alkitab kumal ini. Dia menemani saya sejak pertama masuk sekolah Minggu. Waktu itu saya masih belum tahu cara menemukan ayat-ayat di Alkitab dan dengan sabar guru sekolah minggu saya membantunya membuka Alkitab dan menunjukkan nama-nama kitab yang ada di dalamnya. Saya pernah bawa Alkitab itu ke sekolah di SD, SMP, SMA, ke Solo waktu pas Retreat, ke rumah saudara, ke Gramedia atau ke mal juga pernah.  

Saya mengenal Sang Juruslamat dari si kumal ini. Saya banyak diajarkan firman Tuhan dari si kumal ini. Saya banyak mendapat petunjuk dari si kumal ini juga. Kumal yang penuh kenangan. Saya angkat si Alkitab kumal dari meja, saya beri kecupan kepada Alkitab kumal itu. Muah, makasih kumal...

Sunday, September 27, 2009

Kesel Gua!!


Ini kejadian masih fresh. Baru kemarin. Gue en temen-temen satu tim PPE Jakarta sepakat mau belajar bareng di rumah salah seorang temen qta juga. Rencana belajar ini udah disounding-sounding sejak beberapa hari yang lalu karena hari Selasa tgl 29 alias 2 hari lagi qta mau ujian debrief di depan 3 penguji sekaligus. So karena kuatir penyebaran ilmu en knowledge nya ga merata kita adain deh tuh yang namanya belajar bersama. Gue pribadi siy ngerasa butuh banget belajar bareng ini. Gue butuh supaya gue bisa denger temen-temen gue share apa yang mereka dapet selama on de job training aka OJT di cabang selama sebulan ini. Dengan gitu kan gue nambah perbendaharaan pengetahuan gue juga kan?

Rencana awal yang gue usulin adalah belajarnya hari Jumat malem sepulang kerja. Keempat temen gue itu setuju untuk belajar hari Jumat. Eh kebetulan keempat temen satu tim gue itu cewek semua bo. Sooo... gue udah susun-susun rencana untuk ngatur bawa baju en modul apa aj yang akan gue bawa. Ternyata di hari Jumat mereka bilang belajarnya pindah ke Sabtu aj karena pulang kerja di hari Jumat capek en mereka mau istirahat. 

Fine! Akhirnya qta rencana Sabtu siang untuk belajar. 

Hari Sabtunya... Ternyata diatur kalo qta mau ketemuan di PS untuk diskusi di sana. Gue tuh dalam hati sebenarnya udah males coz kalo di tempat umum begitu pastinya kurang efektif untuk blajar. Tapi sehubungan beban solidaritas en rasa ga enak hati, gue ikut dateng aj ke PS sabtu siang. Gue ke PS pake motor gue si Miyoku cuy, coz trans Bintaro masih beroperasi terbatas. Di PS yang dateng cuma 3 orang n qta nongkrong di Starbucks Sogo. Selama di situ emang ada beberapa diskusi yang qta bicarain about modul en materi ujian. Nah pas sore qta kembali sepakat mau ke rumah salah satu teman untuk lanjut belajar bersama. Rumahnya jauh cing, daerah TB Simatupang di deket Arcadia Nestle. Karena emang udah niat belajar dari awal, gue deal nyusul segera ke sana pake motor malemnya. So PS jam 5 sore gue cabut dulu ke kosan gue di bintaro untuk ganti baju en bawa modul yang qta butuhin. Nyampe Bintaro gue mandi en langsung cabut menuju lokasi tujuan qta. 

Jauuh banget cing... Gue sempet beberapa kali nyasar coz masih belom hapal jalan. Dari Bintaro jam 7 gue nyampe sana jam setengah 9 malem. Dan disinilah gue nyesek banget! Ternyata mereka pada ga jadi dateng. Temen gue si tuan rumahnya bilang kalo ternyata mereka mau blajarnya Minggu aja. ANJR*T!!! Gue gimana ga kesel cuy. Kenapa kaga bilang daritadi geto lho! Telp ke HP gue kek utk batalin rencananya. Gue tuh udah niat banget belajar bareng. En gue ngerasa BUTUUUH banget buat belajar bareng. Eh nyatanya koq anggota tim gue kaya gini yaks?? Gue tetep ga nunjukkin kekeselan gue di depan temen gue. Cuma gue udah lemes banget en pengen cepet-cepet balik ke kosan gue di Bintaro. Gue mending tidur aja kan or belajar sendiri di kosan daripada ngeladenin temen-temen se-tim gue yang rese. 

Gue langsung pilih kembali cabut ke bintaro, bensin gue sampe langsung abis en gue mampir ke SPBU dulu. Gue nyampe kos jam 10 malem. Gue langsung tidur, capek seharian bermotor ria keliling Jakarta. 
FYI rute gue hari ini pake Miyoku: 
jam 5.30 subuh Rawamangun-Bintaro
jam 12.00 Bintaro-Plaza Senayan
jam 17.00 Plaza Senayan-Bintaro
jam 19.00 Bintaro-TB.Simatupang
jam20.30 TB. Simatupang-Bintaro
jam 22.00 nyampe di kosan...
Bahu gue pegel banget gara-gara ransel gue berat edan bawa Mac en modul-modul. Bisa dipahamin kan kalo gue super kesel sama mereka? Jujur, kalo besok mereka ngadain belajar bareng, gue mending pilih belajar sendiri aj. Gue udah ill feel. Mau diajak kerjasama buat kepentingan mereka juga koq malah banyak excuse nya.

note: kalo salah satu dari kalian baca tulisan gue ini, ga usah bete yea. Ini cuma uneg-uneg yang gue rasain.

Friday, September 25, 2009

Calon Pacar Si Cemong


Ini foto calon pacar buat si Cemong kucing ponakan gue yang belagu itu.
Kemarin kucing cantik ini dibawain sama Bi Lia yang kebetulan emang punya kucing persia segambreng. Keliatannya si Pus ini hasil ternaknya Bi Lia juga. 
Si Pus imut yang belom dikasih nama ini langsung menarik perhatian keluarga yang kebetulan lagi kumpul-kumpul masih dalam suasana Lebaran. Maklum cantik en imut banget mukanya. Bulu-bulunya putih mix abu-abu. Hidungnya merah bikin si Pus ini makin feminim. Gue siy kasian aj ngeliat dia bakal jadi jodohnya si Cemong yang kucing kampung belagu itu. Ga cocok!!

Koq gue benci banget sama Cemong? Iya jujur aja, kemarin kesel banget si Cemong menolak dikasih makan nasi campur sarden. Secara pasar masih tutup, yang jual pindang ikan kan ga ada yang jualan. Si Cemong biasanya di kasi makan pindang ikan campur nasi anget. Kemarin pas dia buang muka sama sarden yang tersedia gue menahan diri buat nendang pantat si Cemong. Nyebelin banget. Eeh sekarang Cemong malah dapet jodoh kucing cantik ini. Makin ngelunjak deh Cemong >;(

Menjelang Debrief

Hi. Selasa tgl 29 Sept nanti alias 4 hari lagi saya ujian debrief. 
Sudah hampir sebulan gue on de job training di cabang Tebet. Pas awal-awal ojt semangat bgt buat blajar en diskusi. Eh makin mendekati ujian debrief koq malah melempem semangatnya. Beberapa hari terakhir ini juga gue habiskan blajar di ruang meeting, malah kadang sampe terkantuk-kantuk. 
Ini emang salah satu kebiasaan buruk gue. Gue orangnya ga komit untuk mengerjakan sesuatu yang rutin dan bersifat statis sperti blajar dan sejenisnya. Boring bgt geto. Yang ada gue dari kemaren malah sibuk planning ini itu setelah debrief mau nonton lah, mau keliling Jakarta, mampir ke kota tua buat capture photos plus mampir ke Es Ragusa. Hehe.
Ah... duduk diam n blajar emang ga enak, mending disuruh-suruh deh, disuruh fotocopy, filing, dsb.

Sunday, September 20, 2009

Pembroke Welsh Corgi


Lucu ya mukanya? Ini jenis Pembroke Welsh Corgi. Trah medium and masih kerabat sama jenisnya Collie. Dewasanya tidak tinggi seperti anjing lainnya tapi tetep cebol dan tubuh yang lebih memanjang seperti Basset Hound.
Gue mengidam-idamkan punya dogie ini. Corgi termasuk masih jarang di Indonesia. Ga kaya Pom dan Golden yang ada di mana mana. Corgi juga tergolong mahal, puppynya sekitar 4 jutaan. Kalo lg suntuk mikirin ujian debrief yang bikin stress gue berusaha membayangkan segera beli puppynya Corgi kalo udah lulus pendidikan :) trus ngebayangin ngajak Corgie jalan-jalan pas weekend.
Biasanya kalo dah ngebayangin lucunya muka si Corgi ini stress gue ilang, en jadi semangat lagi. Hehe...

Rumah Adem


Weekend ini saya senang bisa pulang ke Sukabumi. Aaah... akhirnya setelah setiap hari berjumpa dengan asap knalpot dan debu jalanan yang hitam legam di Jakarta, kini saya bisa menghirup udara sejuk dan bersih di kota kecil yang nyaman, Sukabumi.
Padahal baru dua minggu saja saya tidak mengunjungi rumah mungil saya di Sukabumi tapi rasanya seperti sudah berbulan-bulan. Suasana adem dan nyaman yang dihasilkan oleh alam kota yang terletak di bawah kaki Gn.Pangrango ini benar-benar seolah memanggil saya untuk selalu datang. Saya menarik nafas dalam-dalam menikmati setiap kubik udara segar yang masuk ke dalam paru-paru, mengalirkan energi ke seluruh tubuh saya yang selama ini lelah letih tertimpa aktivitas kota Jakarta yang padat. Lalu saya hembuskan nafas perlahan sambil membayangkan saya sedang membuang stress dan polusi dari dalam tubuh melalui hembusan nafas tersebut. Wuiih benar-benar seperti mobil kotor yang baru keluar dari mesin auto car wash. Hehe...
Pagi ini saya bangun jam setengah delapan. Terbangun oleh dinginnya pagi dan sayup suara burung-burung gereja di atap rumah. Tidur tadi malam benar-benar berkualitas. Saya dengan nyaman berbalut selimut untuk menepis dingin dan sepanjang malam bebas dari gangguan nyamuk. Sehabis bangun tidur saya langsung menuju dapur dan meja makan. Ini juga merupakan tempat favorit saya di rumah. Bukan karena saya suka bolak-balik buka kulkas mencomot kue dan coklat yang ada di dalamnya lho :) tapi karena kebetulan ruang ini semi terbuka. Ada area di taman belakang yang saya biarkan terbuka menghadap langit dan hanya dibatasi teralis besi. Dari tempat terbuka itu udara segar setiap hari masuk mengisi rumah mungil saya membuat setiap sudut tetap terasa adem. Kadang juga ada burung gereja yang ikutan masuk ke dalam rumah karena tersasar atau memang sengaja mengincar serpihan roti dari meja makan.
Saya langsung menyeduh secangkir mocha latte lalu duduk di meja makan dan membuka macbook untuk kembali online menelusuri blog saya di internet. Melihat serpihan sunshine menyusup ke celah-celah di jendela. Udara dingin masih mengitari saya. Saya seruput mocha latte hangat tadi untuk menyengat tubuh supaya tidak kedinginan. Saya putar Kenny G dari macbook untuk menjadi teman saya di pagi nan sejuk itu.
Aaahh... nyaman sekali hidup saya di pagi itu. Membuat pikiran jernih dan memberikan banyak inspirasi bahkan ide-ide konyol dan rencana-rencana seru. Saya bersyukur tinggal di rumah mungil ini. Rumah ini memberikan banyak kenyamanan bagi saya, tidak besar memang dan furnitur di dalamnya juga belum lengkap, tapi membuat saya betah. Benar-benar rumah adem.

Saturday, September 19, 2009

Posko Tak Berguna



Semalam perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi yang saya lalui berkali-kali terhadang macet. Macet bukan disebabkan oleh jumlah kendaraan yang terlalu banyak melainkan macet akibat bertemu pasar dan pertokoan yang makin ramai dikunjungi pembeli menjelang Lebaran. Karena banyak pembeli itulah yang memicu angkot-angkot berbaris di sepanjang jalan di pasar menunggu penumpang alias ngetem. Hasilnya? Macet panjang. Belum lagi ulah pengemudi motor yang hilir mudik di kanan kiri jalan membuat bus yang saya tumpangi ngerem mendadak berulang-ulang.
Di sepanjang kemacetan itulah saya lihat posko posko polisi untuk persiapan Lebaran. Beberapa posko dihuni oleh aparat dan poskonya ada yang disediakan tv segala. Saya benar-benar kesal melihat posko-posko 'idle' tersebut. Selain posko itu memakan area bahu jalan, aparat-aparat di posko cenderung tidak bisa menertibkan lalu lintas dengan baik. Mereka membiarkan ulah sopir angkot yang ngetem seenaknya dan menciptakan kemacetan panjang. Lalu apa tujuan posko itu? Hanya tempat duduk-duduk santai? Saya hanya menghela nafas capek hati melihat kelakuan dan cara berpikir petugas aparat kita.

Mudikers


Kemarin saya merasakan bagaimana jadi mudikers alias pemudik. Saya tidak merayakan Idul Fitri, tapi toh saya harus pulang ke rumah saya di Sukabumi dibanding harus sendirian di tempat kos saat libur Lebaran.
Saya berangkat dari terminal Lb.Bulus, rencana mau naik bus tujuan Sukabumi. Mudik di H-2 sebenarnya agak membuat saya was-was. Khawatir tidak kebagian bus. Tapi saya harus mencoba mengingat alternatif lain pulang kampung ke sukabumi sangat terbatas transportasinya.
Tiba di terminal Lb.Bulus jam 3 sore. Terminal sudah dipenuhi Mudikers yang sudah terserak di pinggir-pinggir jalan. Bahkan ada yang dengan cueknya duduk-duduk di sepanjang jalur yang harusnya menjadi tempat bus untuk berhenti. Mereka menunggu bus yang akan membawa ke kampung halaman.
Barang yang mereka bawa juga rupa rupa bin ajaib. Mulai dari kardus-kardus besar, kantong paper bag yang gendut karena kepenuhan, tas travel, panci, belum lagi yang bawa balita dan bayi dilengkapi dengan balon dan mainan untuk mendiamkan si anak supaya tidak menangis.
Wah benar-benar pemandangan yang membuat saya heran sekaligus kagum. Heran karena ternyata orang sebanyak ini berasal dari berbagai daerah dan selama ini ternyata Jakarta hanya diisi oleh pendatang. Kagum karena mereka begitu semangatnya untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman, rela antri dan bermacet-macet demi berkumpul dengan keluarga.
Tertawa di dalam hati saya karena saya saat ini merasakan menjadi seorang mudikers. Selama ini saya hanya sering merasa pemudik itu sangat konyol, pulang kampung berbondong-bondong hanya untuk Berlebaran. Ternyata saya mengerti sekarang. Lebaran bersama keluarga tercinta di kampung halaman mengalahkan rasa lelah dan derita yang dirasakan saat di perjalanan. Selamat Lebaran Mudikers.

Sunday, September 13, 2009

Miyoku @Jakarta

Hihi.. kaya nama Jepang ya Miyoku...
Miyoku tuh nama asal sebut buat motor matic gue yg emang model Mio Soul keluaran Yamaha. En Miyoku baru tiba hari Jumat lalu dibawain sama temen yang baek hati dari Sukabumi. Makasi ya Wili, malah ngutang bensin niy sama elo.
Pertama gue pake keliling Jakarta adalah membawa pulang si Miyoku dari Plangi ke daerah Arion Rawamangun. Waktu itu udah jam setengah 9 malem. Gue masih blom hapal jalan tapi nekad ngajak Miyoku pulang, terpaksa deh.
Gini rutenya...
Dari Plangi lurus ke arah Cawang...
trus belok kiri ke arah Kuningan,
setelah itu ada belokan lagi ke kiri yang ada jembatan gue langsung ambil kiri,
trus ada putar balik di kawasan baru yang mau dibangun Kuningan City, gue langsung putar balik.
Gue udah pernah lewat daerah ini koq bbrp waktu yang lalu. Jadi dengan happy dan cuek gue meluncur lancar.
Disini fatalnya, gue ga lewat terowongan malah ambil jalur kiri yang mengarahkan gue kembali ke Kuningan.
Masih dengan santai gue dan Miyoku berlanjut ke arah Sudirman, trus mencoba belok di beberapa tikungan berikutnya. Gue ga tau jalan apa itu. Trus bolak-balik di jalan yang gue blom hapal. Tiba-tiba gue nyampe di Sudirman lagi, trus gue berusaha tenang dan kembali belok di tikungan Kuningan City. Kali ini gue masuk ke terowongan. Jalannya udah bener menuju Tebet. Sampe di Tebet gue lega, tapi ga berapa lama gue salah jalan lagi. Harusnya gue ambil kanan utk ke arah Manggarai tapi malah ke kiri menuju Pasar Rumput... dan terus menuju... Thamrin dan Monas... waaaa mulai panik dan sedikit ngeri coz dah sepi banget daerah itu. Gue mau belok ke kanan memotong jalur Busway tapi nyaris ketabrak Busway coz belokannya dikasi lampu merah or tanda apapun. Gue berspekulasi ngambil beberapa belokan ke kiri untuk putar balik. Berhasil.
Gue nyampe ke Manggarai, trus ke arah Matraman. Trus ke Pramuka-UNJ-dan Arion. pheew nyampe juga . Gue liat jam... jam 22.30.
Ugh malam itu juga gue buka-buka peta di mister-map.com buat merhatiin jalan-jalan di Jakarta. Welcome to Jakarta Miyoku... siap-siap bermacet-macet ya.

Wednesday, September 2, 2009

Disney.Pixar.Marvel

Selamat bergabung buat Marvel Comics ke Disney Corp.
Sebagai seorang yang mania dengan karya disney.pixar saya menantikan karya gabungan tiga korporasi raksasa ini. Kira-kira film macam apa ya yang akan mereka produksi? hehe

Tuesday, August 25, 2009

setitik cahaya

Setitik cahaya dan sejuta harapan. Ini foto sewaktu ke Pulau Pramuka beberapa bulan yang lalu. Subuh-subuh buta udah bangun keliling pulau, motret-motret, makan nasi uduk, nyari warung trus beli Mizone saking hausnya :>

Monday, August 24, 2009

Namaku Si Pincang


Suatu Minggu sore di Kota Jakarta.
Sinar matahari yang tadi siang menyorot dengan marahnya seketika melunak dengan cahaya kuning lembut. Angin menggugurkan daun-daunan kering di sepanjang Jalan Menteng. Dedaunan kuning kering berserak di sepanjang jalan raya itu. Terkadang dedaunan beterbangan ke udara ketika ada mobil ngebut melintas. Pohon-pohon besar seolah senang melihat daun-daun keringnya terombang ambing ditiup angin. Hembusan angin kecil saya membuat para pohon berpartisipasi menghujani daun-daun kuning kecil ke aspal.
Ternyata hujan salju daun itu menarik minat seekor anjing kecil. Anjing kampung yang tampak kumal itu ikut berlompatan tergopoh-gopoh berusaha menangkap dedaunan yang berjatuhan. Anjing itu berwarna coklat dengan bulu pendek dan ada ruas-ruas warna putih di sekitar kepalanya. Umur si anjing kelihatannya baru sekitar 3 bulan.
"Wof!!" si anjing kecil mencoba melompat lagi namun malah terguling di trotoar yang kini sudah dipenuhi sampah daun. Ternyata salah satu kaki depan si anjing terluka dan membuatnya pincang. Meski dalam keadaan pincang, ia tetap penuh semangat berusaha menangkap dedaunan yang berguguran. Lidah nya terjulur dan ekornya berkibas-kibas riang.
Beberapa mobil dan bus kota melintas tidak memperdulikan si pincang kecil yang bermain-main di pinggir trotoar. Sekelompok burung pipit bersama-sama hinggap di sebuah bench yang kosong. Burung-burung tidak merasa terancam dengan keasikan Si Pincang yang kini berguling-guling di atas rumput kering sambil keempat kakinya menghadap ke atas seolah minta seseorang untuk menggelitik perutnya. Pincang bahagia sekali rumput kering itu memberi sensasi menggaruk punggungnya yang gatal. Saat tengah asik berguling-guling tiba-tiba sebuah batu melesat mengenai perut Pincang. Pincang mendengking kaget dan langsung bangun mencari-cari sumber serangan. Belum sempat sadar tiba-tiba batu kedua mengenai kepala Si Pincang kecil. "Kaiiing!", Pincang menjerit dan mulai berlari tergopoh-gopoh karena kaki depannya yang cacat. Beberapa anak remaja yang ternyata pelaku lempar batu tadi kembali menghujani Pincang dengan kerikil-kerikil yang mereka lemparkan tepat ke arah Pincang yang kocar-kacir ketakutan. Tidak puas dengan kerikil, salah satu dari mereka melemparkan batang kayu sebesar lengan orang dewasa. Batang kayu itu meleset mengenai Si Pincang. Pincang memaksakan dirinya untuk berlari di sepanjang trotoar. Cakar-cakar kecilnya berkeresak ketika dia berlari menginjak dedaunan kering yang sejenak tadi sempat jadi taman bermainnya. Pincang ketakutan sekali, dia tidak berhenti berlari. Jantungnya berdegup diikuti nafasnya yang terengah-engah. Ini bukan perlakuan hina pertama kali yang diterima Pincang. Sudah sering ia bertemu manusia-manusia yang berusaha menyakitinya. Ada yang menyiramnya dengan air dingin, melempar batu, mengikat kakinya dengan tali sehingga tidak bisa berjalan, sampai mengangkatnya dan menceburkan ke got hingga basah kuyup. Kaki depannya yang pincang juga disebabkan ia tergilas si roda dua saat berlari berlari menghindar serangan manusia-manusia yang jahat.
Pincang sudah jauh meninggalkan anak-anak berandal tadi. Ia tiba di tempat persembunyiannya yang selama ini jadi tempat tinggalnya yang nyaman; sebuah bangunan tua. Bangunan itu sudah tidak dihuni. Rumput tinggi memenuhi halaman depan bangunan. Beberapa kaca jendela sudah pecah dan langit-langitnya mau lepas di sana sini. Bangunan dikelilingi oleh seng yang tinggi. Pincang masuk melalui celah kecil tersembunyi antara seng dan tanah. Pincang langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah tua tak bertuan itu. Rumah kosong itu kotor dan tidak terurus. Sebuah kursi kayu yang sudah patah tergeletak di lantai. Serpihan kaca berserakan di lantai. Pincang berjalan menghindari serpihan itu menusuk kakinya. Di dalam rumah Pincang ternyata sudah memiliki kamar favorit. Ada sebuah lemari yang di buat di bawah tangga. Sepertinya dulu lemari ini adalah tempat menyimpan buku dan majalah bekas. Dengan sentuhan moncong mungilnya Pincang berhasil membuka pintu lemari dan masuk ke dalam lemari tangga. Pincang membaringkan tubuhnya yang kelelahan di atas tumpukan koran bekas. Nafasnya sudah tidak terengah-engah, lalu ia mulai menjilati tubuhnya yang tadi dilempari batu. Pincang menguik pelan mengenang induknya yang dulu sering menjilatinya. Kalau saja mobil itu tidak menabrak ibunya, tentunya Pincang bisa beristirahat bersama ibunya dengan nyaman di rumah kosong ini, pikirnya.
Ruangan itu sudah mulai gelap. Sinar matahari menyusut pergi meninggalkan bayangan-bayangan panjang. Pincang menggigit dan menyeret sehelai kain di dekatnya berusaha menjadikan kain itu sebagai selimut.

Sunday, August 23, 2009

si sombong


Kesombongan hanyalah upaya menutupi kelemahan yang ada di dalam diri kita. Orang yang bersikap sombong mau membuat dirinya tampak menonjol di antara yang lain. Dia ingin dirinya terlihat berkualitas, terlihat hebat, cool dan tampil amazing.
Silahkan jika Anda (atau saya) termasuk orang yang sombong, sok, dan selalu menganggap diri Anda paling penting dibanding yang lain. Saya tidak akan mengusik hidup Anda. Semua sikap Anda bukan wewenang saya untuk mengaturnya. Anda bebas berbuat yang Anda mau. Saya hanya pesan, bahwa tidak semua yang Anda miliki saat ini bisa selamanya Anda miliki. Tidak selamanya Anda menang sendirian. Akan ada suatu saat di mana Anda membutuhkan orang lain. Ingatlah saat Anda dalam keadaan seperti itu. Apakah ada orang yang akan ada menolong Anda jika histori sikap dan perilaku Anda tergolong sombong dan belagu?
Di atas langit masih ada langit, kenapa harus sombong dan belagu? peace ah.

Cemong

Ini Cemong lagi tidur siang dengan happynya di atas keset, Cemong kucing jantan berumur 5 bulan. Jenis kucing kampung yang beruntung diadopsi sama ponakan gue. Cemong nemunya di deket sekolahan SD ponakan gue, Shafira. Pertama kali di bawa ke rumah, Cemong kurus dan kecil banget. Mengeong-ngeong nangis mencari si emak kucing. Gue kira Cemong ga akan bertahan lama, gue yakin Cemong bakal mati krn sakit saking rapuhnya. Ternyata gue salah.
Cemong bahagia banget di rumah ponakan gue. Cemong jadi kucing kampung yang sehat, bulunya hitam mengkilat karena rajin dimandiin. Semua penghuni rumah sayang sama Cemong. Kasih sayangnya tentu beda-beda tergantung siapa orangnya. Kakak gue sering ngajak ngomong si Cemong seolah si Cemong anaknya sendiri, Garda sering ngajak maen Cemong dengan narik buntutnya dan dimain-mainkan, Fira hampir seharian melukin si Cemong sambil nonton TV (entah Cemong sebel atau udah menyerah pasrah), Gradi maen sama Cemong seolah si Cemong monster atau dinosaurus lawan bertarungnya. Cemong kadang heran dengan keluarga di rumah itu tapi Cemong terlanjur betah en udah berasa spesial di rumah itu. Cemong ogah pindah or kabur jadi kucing jalanan. Cemong menguap lebar meregangkan cakar-cakarnya sambil kembali melanjutkan tidur siangnya. Dasar Cemong...

Wednesday, August 19, 2009

Pelototus Modulus

mantra apakah itu?
gue lagi ngapalain baca modul bank accounting, ugh susah banget. bukan susah materinya, tapiy susah nahan godaan untuk fokus ke si modul. yang ada gue malah sibuk ganti2 lagu di iTunes, liat-liat koleksi poto, sama iseng2 nge-buzz temen di Ym. hihi...
pelototus modulus artinya gue lg melototin modul sambil tangannya malah Ym-an :)
aaargghh...

Sunday, August 16, 2009

Kabar Yang Tiba-tiba

Sore tadi seorang sahabat saya menelpon dan menyampaikan kabar duka bagi dia dan keluarganya. Suami kakaknya a.ka Abang iparnya meninggal karena kecelakaan siang itu pada hari yang sama.
Sebagai sahabat saya dapat merasakan kesedihan yang dialami rekan saya itu. Kebetulan saya kenal dengan almarhum dan pernah bertemu beliau beberapa tahun yang lalu. Almarhum adalah seorang pendeta di sebuah gereja dan memiliki 3 anak yang masih kecil-kecil. Berat bagi saya membayangkan kesedihan yang dirasakan anak-anak dan istrinya yang ditinggalkan itu. Pasti mereka tidak pernah membayangkan musibah tersebut menimpa orang yang mereka sangat cintai.
Ditinggal pergi untuk selamanya oleh seseorang yang sangat kita cintai pasti memberikan derita dan sakit dalam batin kita. Berbagai pertanyaan akan langsung keluar dalam benak kita "Kenapa kejadian ini menimpa kita?", "Apa salah kita sehingga ini bisa terjadi?", "Kenapa Tuhan diam saja dan membiarkan ini terjadi?". Enggan rasanya untuk berdiri tegak dan berharap kita jatuh ditelan bumi, ingin rasanya membaringkan diri di tanah menyusul jasad sang terkasih namun kesal karena kenyataan bahwa kita masih bernyawa dan fakta meminta kita untuk tetap tabah dan tegar. Kekesalan itu kadang membuat seseorang yang berduka memukul-mukul lantai atau dinding. Meratap dalam isak tangis yang penuh putus asa. Sungguh berat perasaan yang dialami seseorang yang berkabung.
Saya pernah merasakan kehilangan seperti itu saat nenek saya meninggal 10 tahun yang lalu. Tidak henti-hentinya saya menangisi kepergian beliau. Setiap malam saya selalu mimpi mengenang masa-masa bersama beliau. Bahkan mimpi itu masih sering saya alami hingga sekarang. Mungkin hubungan batin kasih sayang saya dan beliau sangat begitu erat sehingga membuat saya mengalami kesedihan dan duka yang begitu mendalam.
Saya yakin perasaan serupa juga dialami keluarga sahabat saya tersebut saat ini. Sebagai manusia kita memang tidak berdaya menghadapi takdir. Semua yang telah digariskan Tuhan semesta alam tidak akan bisa kita hapus. Pasrah dan berserah kepada Sang Pencipta adalah satu-satunya jalan terbaik. Percayalah, bahwa orang terkasih yang telah pergi meninggalkan kita akan berbahagia di sorga bersama Allah Bapa.
Selamat jalan Bang Budiman.

merah-putih spirit

Hari ini saya mampir ke Circle K untuk membeli minuman dingin. Saat akan melakukan pembayaran di kasir, ada brosur katalog promo Circle K yang judulnya merah putih spirit. Terdapat gambar beberapa tangan anak-anak yang sedang menyusun puzzle. Puzzle itu bergambar kepulauan pulau-pulau di Indonesia yang sudah tersusun rapi. Bagi saya gambar itu sederhana namun penuh makna.
Kadang anak-anak itu masih polos namun mereka lebih memiliki nasionalisme yang lebih baik daripada kita yang sudah dewasa. Sewaktu kita masih kecil, kita sangat antusias mengikuti perlombaan yang diadakan saat 17 Agustus-an. Atau saat waktu parade pawai kemerdekaan RI saat Tk kita dengan semangatnya menyanyikan lagu-lagu perjuangan RI sambil berkeliling mengenakan pakaian daerah. Anak-anak memang memiliki merah putih spirit. Kita yang sudah menjadi orang dewasa harus belajar dari spirit yang dimiliki anak-anak. Kedewasaan dan kematangan berpikir kita membuat kita kadang menjadi orang yang pesimistis dan seringkali kehilangan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Hal itu membuat kita kehilangan semangat persatuan dan kesatuan. Semoga kita semakin bisa membangun spirit merah-putih seperti apa yang dilakukan anak-anak. Merdeka

Wednesday, August 12, 2009

partly cloudy

Sudah nonton animasi terbaru keluaran Disney.Pixar, UP?
Saya baru menontonnya weekend lalu bersama seorang teman lama. Saya memang penggemar animasi khususnya yang diterbitkan oleh Disney.Pixar. Semua film-filmnya terutama dari segi kualitas cerita selain dari efek animasi 3d nya yang fantastis.
UP sama seperti film-film Pixar lainnya, selalu diawali oleh Pixar short films. Kali ini short film tersebut judulnya Partly Cloudy(kalau saya tdk salah ya..). Ceritanya mengenai para bangau yang bekerja mengantar bayi-bayi seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini. Mulai dari bayi manusia, kucing, anjing, ayam, kelinci, dll. Bangau-bangau tersebut mengambil bayi dari para awan-awan yang dalam kisahnya mereka adalah pencipta bayi-bayi tersebut.
Kemudian kisah ini mulai menyoroti satu awan kelabu yang berbeda dengan awan-awan lainnya yang justru berwarna putih bersih. Si awan kelabu ini punya partner bangau yang bertugas mengantar bayi juga. Si Bangau penampilannya juga berbeda dengan bangau lain, bangau yang satu ini penampilannya cupu, kucel, dan tampak kacau. Akhirnya saya tau kenapa si bangau ini begitu tampak berantakan. Ternyata si awan kelabu menghasilkan bayi-bayi dari makhluk hidup yang dikategorikan "berbahaya". Pertama diperlihatkan si kelabu menciptakan bayi buaya dengan gigi-gigi runcing yang langsung melahap kepala si bangau kacau. Dengan sabar dan lembut awan kelabu membantu melepaskan kepala si bangau dari baby crocodile ciptaannya kemudian membungkus si buaya untuk kemudian diantar oleh si bangau. Si bangau pun pergi mengantarkan dengan rasa takut dan was-was karena membawa bayi predator tadi.
Bayi kedua semula dikira si bangau adalah bayi domba putih yang membuatnya sudah merasa senang ternyata bayi itu adalah bayi kambing gunung yang terkenal suka menyeruduk. Langsung saja si bayi kambing menghantam dada burung bangau yang malang itu berulang-ulang. Namun dengan sabar (atau terpaksa) si bangau pergi mengantar bayi kambing ke pemiliknya. Bayi ketiga adalah bayi landak yang duri-durinya menusuk-nusuk tubuh si bangau malang di sana sini. Si bangau malang sudah tampak depresi. Semua bayi yang dihasilkan awan kelabu memang tergolong berbahaya. Berbeda sekali dengan awan-awan putih yang menghasilkan bayi-bayi lucu. Bangau malang melirik teman-teman bangau lainnya yang dengan bahagia mengantarkan bayi itik, kucing imut, anjing yang ramah, dll.
Kemudian si awan kelabu tampak akan membuat bayi ikan hiu yang langsung membuat si bangau rekannya ketakutan lalu pergi terbang meninggalkan si awan kelabu menuju awan putih. Si bangau kacau tampak tidak sanggup lagi berteman dengan awan kelabu dan tampaknya ingin berpasangan dengan awan putih saja karena menghasilkan bayi-bayi ramah. Awan kelabu tampak kecewa dan kesal karena merasa ditinggalkan membuatnya bergemuruh menghasilkan petir dan hujan. Saat si awan kelabu meluapkan kemarahannya dilihatnya si bangau kacau terbang datang kembali mendekatinya. Kali ini penampilan si bangau kacau sudah berbeda, ia datang dengan mengenakan perlengkapan rugby, helm dan pelindung dada. Ternyata si bangau tadi pergi ke awan putih untuk minta dibuatkan perlengkapan pelindung tadi. Bahagia sekali si awan kelabu melihat sobatnya ternyata masih mau bekerja sama dengan dia. Awan kelabu memeluk erat si bangau dengan penuh terima kasih. Si awan kelabu pun kembali membuat bayi. Bayi berikutnya semula saya kira adalah bayi catfish or ikan lele. Ternyata bayi itu adalah.... belut listrik. Meski dengan dilengkapi pelindung tetap saja si banagu kacau berulang-ulang tersengat listrik. Namun ia tetap pergi mengantar si bayi dengan pasrah dan penuh tekad karena kesetiaannya berteman dengan awan kelabu.
Kisah ini sederhana banget dan lucu bagi saya. Namun Pixar punya pesan-pesan moral yang mau disampaikan kepada kita lebih dari sekedar jalan cerita yang lucu. Short film ini bercerita tentang friendship dan solidarity. Friendship terkadang menimbulkan banyak pengorbanan, namun solidarity yang ada dalam sifat kita akan membuat sebuah friendship tetap hidup.
Trims PIXAR team untuk semua inspirasi dari kalian.

Sunday, July 26, 2009

nguing nguing... PLAK!!!

hari sudah malam, tak tahan rasanya ingin segera tidur. setelah mandi kuganti kemejaku dengan kaos oblong yang tipis dan penuh bolong sana sini. kukenakan celana pendek longgar berbahan adem. kuputar kipas angin untuk mengusir udara jakarta yang panas. lalu kubaringkan kepalaku di bantal, kuluruskan tubuhku di atas kasur nan empuk...aahh tulang punggungku menjerit girang bisa beristirahat. dengan segera kupejamkan mataku.. pikiranku berlari mengejar kereta mimpi yang siap berangkat. pulas segera aku tertidur.
tak berapa lama kemudian, kudengar suara di dekat telingaku. Nguiiing...Nguuuiiiing....Ngiiinng...PLAK!! suara tanganku menampar telingaku sendiri sebelum aku sadar kesakitan. DAMN!! nyamuk sialan itu berputar putar di dekat telingaku. beberapa temannya tampaknya sudah sukses mendarat di kaki dan tanganku menyebabkan gatal-gatal dan bentol-bentol merah. aku bangkit dari tempat tidur. tangan kiriku sibuk menggaruk-garuk sambil tangan kanan mengibas-ngibas udara kosong mencoba menangkap si vampir kecil.
ternyata aku lupa menghidupkan obat nyamuk elektrik. segera ku hidupkan tombol kecil putih si obat nyamuk. lampu indikator berwarna orange berkedip hidup. kutarik sarungku dan berbaring mencoba kembali tidur.
tak berapa lama... Nguuing... Nguuuiiing...PLAAK!! serangan nyamuk datang lagi. kan sudah ada obat nyamuk elektrik. segera ku bangun dan memeriksa si obat nyamuk yang tadi aku hidupkan. oh-oh..ternyata isinya sudah habis. pantas saja nyamuk masih merajalela. kupaksakan tidur malam itu dengan menarik sarung menutupi seluruh tubuhku. tetap saja saat posisi ku berubah nyamuk itu kembali menyerang ganas. Nguuiiing...Nguuinng...PLAK!.. PLOK!!... kembali terdengar sepanjang malam. oh nasib. besok harus kubeli refil obat nyamuk itu. Nguuing... PLAK!!