Saturday, May 14, 2011

Mengenang Mei 98

Di manakah Anda saat peristiwa Mei98?
Setiap tahunnya di bulan Mei seringkali peristiwa Mei98 ini disebut-sebut.
Apakah Anda mengalaminya?


Saya mengalaminya.
Saya masih kelas 2 SMU saat peristiwa itu terjadi. Saat itu saya tidak mengerti dengan pasti kenapa banyak mahasiswa berdemo di gedung DPR. Saya juga masih belum mengerti fungsi-fungsi DPR itu sebenarnya apa. Apa yang mereka ributkan? Dan kenapa ini menjadi terkait dengan krisis ekonomi di tanah air.


Saya cuma mendapat pesan dari orang tua saya via pager (belum ada handphone saat itu). Bunyi pesan itu : "Jangan ke sekolah hari ini, ijin saja utk tdk masuk, di jalanan berbahaya". Waktu itu saya tinggal dengan nenek di Jakarta dan kedua orang tua saya ada di Tangerang. 


Tanpa pikir panjang saya menuruti perintah orang tua saya. Saya pun tidak masuk sekolah dan lebih memilih diam di rumah. Hmm disuruh bolos sama orang tua itu merupakan hal yang jarang terjadi kan. Hehe... 

Siangnya pemberitaan media menceritakan keadaan Ibu Kota Jakarta. Kerusuhan mulai merebak di mana-mana. Berbagai pusat perbelanjaan dilaporkan dibakar masa dan dijarah. Saya pun menerima pesan lagi dari orang tua saya via pager, bunyinya: "Jangan keluar rumah, diam di rumah. Tetap berkumpul dengan tetangga"


Saya makin bingung. Kenapa saya tidak boleh keluar rumah? Saya minta ijin ke nenek saya untuk keluar mencari wartel untuk merespon pesan via pager kepada orang tua saya (waktu itu tidak ada telepon rumah, utk mengirim pesan pager harus melalui telepon dan meminta operator mengirimkan pesan). Namun saya tidak diijinkan. Saya jelas frustrasi dilarang keluar rumah.


Akhirnya saya sadar setelah melihat tayangan di tv. Pusat-pusat perdagangan yang didominasi oleh etnis Tionghoa dibakar dan dijarah. Penganiyaan terhadap orang keturunan Tionghoa terjadi. Kendaraan dan ruko-ruko dibakar. Semua perusahaan, toko, dealer mobil yang dikuasai oleh pemilik yang keturunan Tionghoa dijarah dan dibakar massa. 


Berikut nama-nama toko yang saya ingat persis menjadi korban pembakaran: Toko Kaset dan CD Aquarius di Jalan Mahakam, Yogya Departemen Store di Klender Jakarta Timur, Hampir semua Hero Supermarket dan McDonald's, Jatinegara Plaza, Gramedia Matraman dan beberapa cabang TB Gramedia lainnya, Hampir semua cabang Bank BCA kaca-kacanya dipecahkan, Pasar Glodok, Supermall Karawaci (ini termasuk Mall bergengsi di kawasan Tangerang dan Jakarta Barat), beberapa Mitra Toko Discount, Slipi Jaya, dan masih banyak lagi.


Khusus Yogya Klender yang paling banyak memakan korban jiwa bagi saya ini sangat menyedihkan. Karena para korban merupakan pengunjung mall dan penonton bioskop (bioskop di lantai paling atas). Salah satu film yang diputar di bioskop adalah film Titanic yang memang saat itu bertahan paling lama di bioskop. Mall ini memang tetap buka saat keadaan genting dan amuk masa terjadi.

Situasi di Jakarta saat itu mencekam. Kepulan asap hitam ada di mana-mana. Di jalan-jalan banyak kerumunan orang-orang bertampang bengis yang berjalan mengincar toko untuk dijarah, beberapa dari mereka bisa saja membawa senjata tajam. Bandara International Soekarno Hatta dipenuhi warga negara asing dan WNI keturunan Tionghoa yang berusaha meninggalkan Jakarta.

Mei 98, potret buram keadaan masyarakat Indonesia yang mudah terpicu untuk anarkis. Kenangan pahit yang membangkitkan trauma akan potensi rasisme dan kebencian kepada etnis minoritas. Mei 98 juga tragedi yang membuktikan bahwa oknum penegak hukum dan aparat keamanan seolah lumpuh tidak bertaring menegakkan keadilan.

Sunday, May 1, 2011

Jawaban Waktu

dulu kita bertanya kepada waktu kapan waktu akan tiba, kini waktu datang begitu cepat dan kita pun tertinggal...

kita pun berteriak, "waktu berhentilah sejenak!"
namun waktu tidak bertelinga sehingga waktu tidak mendengar. 
waktu hanya memiliki mulut.
waktu hanya bisa menjawab.
kelak waktu akan menjawab semua...