Saturday, December 3, 2011

Berbesar Hati

"Memiliki rasa keingingan terhadap sesuatu saja sesungguhnya sudah sangat menyenangkan tanpa harus benar-benar memilikinya"

Sepertinya ada orang yang mencuri waktu ya, saya tidak menyangka bahwa saat ini saya sudah berada di penghujung tahun 2011 di Bulan Desember. Dua musim sudah saya lewati. Kembang api dari berbagai jenis perayaan di sepanjang tahun ini sudah melebur menjadi debu-debu udara. Peristiwa, tragedi, berbagai kejadian seolah melintas begitu saja seperti kereta api ekspres.

Berbagai kejadian baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang saya alami mulai dari pertemuan dengan orang-orang baru, perjalanan travelling, keributan kecil maupun besar, rasa kecewa dan sedih yang benar-benar membuat saya terpukul sekali semakin membuat saya memiliki rasa besar hati, atau setidaknya belajar untuk berbesar hati.

Berbesar hati berarti melapangkan hati kita seluas-luasnya dan merelakan peristiwa yang tidak menyenangkan (yang sesungguhnya tidak kita inginkan) namun pada kenyataannya tidak bisa kita hindari itu mendapat tempat di dalam hati kita. Dan kita pun berdamai dengannya.

Thursday, November 17, 2011

Sunday, November 6, 2011

Lelaki dan Gerimis

gambar diambil dari sini

Lelaki itu memandang langit
Kemudian menadahkan telapak tangannya
Titik air berjatuhan di tangannya
Gerimis lagi
Kursi motor matic-nya mulai basah dipenuhi rintik
Setengah panik dia merogoh saku mencari kunci
Dia memasang helm dengan tergesa
Kemudian dia sibuk menarik resleting sweater usangnya yang macet
Sesaat kemudian suara starter motornya terdengar
Lalu dia langsung melaju terburu


Rintik hujan berirama mengetuk-ngetuk helmnya
Air hujan menghias kaca helemnya mengaburkan pandangan
Satu tangannya sibuk mengelap kaca helm
Satunya sibuk mengendalikan stang motor
Sebuah mobil melintas kencang di sisi kanannya
Genangan air di aspal seketika mengguyur dia dan motornya
"Ah sial!" Gerutunya dari balik helm

Gerimis tidak berhenti tidak pula bertambah besar
Gerimis terkikik menikmati rintiknya yang turun bertubi
Gerimis menari mengabaikan payung-payung yang sibuk membuka


Sweater usangnya mulai basah dan terasa menyebalkan di kulitnya
Lelaki itu tetap mengendarai motornya
Segan berteduh dan menunggu gerimis pergi
Tak rela gerimis semakin puas menjebaknya untuk tidak pulang
Jalanan di penuhi orang yang tergopoh membawa payung aneka warna
Aspal yang tadinya kelabu kini basah mengkilap memantulkan refleksi tak beraturan
Udara berbau basah dan harum sejuk
Halte bus dipenuhi wajah cemas yang ingin cepat pulang

Lelaki itu menambah kecepatan motornya
Menerabas angin dan gerimis yang sibuk bercanda meledek
Tak sabar bergegas sampai di rumah
Melepaskan sweater belel yang lembab dan bau
Mengelap air hujan dari badannya 
Kemudian duduk menyeruput coklat panas
Wajah di balik helem itu tersenyum
Sebentar lagi coklat panas akan menghibur tubuhnya dengan kehangatan
 

Saturday, October 22, 2011

Daun Jatuh


Oktober
Sesekali di siang hari matahari menyorot garang dan terik. Silaunya membuat semua orang menyipitkan mata, berusaha mengecilkan pupil mata. Sesekali tumpukan awan bergerombol dan bertumpuk-tumpukan disertai mendung dan gerimis. 

Angin di siang hari berhembus kencang memaksa pohon-pohon menjatuhkan daun-daun coklat kering yang sudah mati. Setiap tiupan angin yang melintas membuat ratusan keping daun kering jatuh bergulung-gulung ke tanah. Suara gemerisik daun kering yang diinjak ditambah jalanan yang dipenuhi sampah daun berwarna kuning kecoklatan, membuat gemas kaki untuk menyepakkan kembali daun-daun di tanah itu ke udara.

Saya menikmati  suasana di Bulan Oktober ini. Daun kering yang berjatuhan dari pohon seolah tidak membuat jalanan tampak kotor, tapi jalanan yang dipenuhi daun gugur tampak ramah bersahabat. 


Sore itu saya sengaja memperlambat laju kecepatan Miyoku saat dedaunan itu jatuh dari pohon. Merasakan dedaunan itu bergemerisik mengenai tubuh saya. Sinar matahari yang lembut menembus celah-celah pohon. 


Oktober yang ramah. Ingin rasanya duduk berdua di sebuah kursi taman. Mengamati dedaunan kering yang jatuh sambil menggenggam hangat tangannya tanpa bicara apa-apa. Ingin segera bersama dengan seseorang sebelum musim hujan yang dingin tiba.

Hidup Yang Tak Bisa Diduga

Gambar dari diambil dari website ini

Pagi ini saya kembali nongkrong di Bober Cafe. Hari Sabtu ini saya libur. Dengan maksud menikmati internet dengan lancar tanpa keluhan koneksi lambat, saya memutuskan ke Bober ini. Sekaligus merapikan beberapa postingan blog sebelumnya.

Cuaca di Bandung hari ini berawan. Matahari bersinar tidak terlalu terik. Saya duduk di salah satu kursi yang teduh dekat dengan colokan listrik. Bober yang buka 24 jam ini pagi hari masih sepi. Hanya ada 3 pengunjung. Beberapa waiter yang biasa membantu melayani tamu tampak duduk-duduk santai menonton tv. 

Saya memesan mix omelette dan secangkir hot chocolate. Sambil menunggu pesanan diantar ke meja saya, saya mulai mengeluarkan Macbook, charger, dan rokok. Saya pun duduk santai bersender di kursi kayu Bober yang keras tidak ada bantalan duduknya. Mirip kursi sekolah saya dulu tapi ini lebih antik. Saya menyulut Marlboro black menthol dan langsung menghembuskan hisapan pertamanya dengan nafas yang panjang. Asap rokok meluncur ke udara di sekitar saya terbang membaur dengan udara lainnya. Lantunan lagu Superman dari Five For Fighting terdengar dari speaker di Bober. 

"I’m only a man
In a funny red sheet
I’m only a man
Looking for a dream..."


Tuesday, October 18, 2011

Ayo Ke Bali

Saya baru saja pulang dari liburan ke Bali. 
Meski ini bukan kunjungan pertama ke Bali tapi kunjungan yang terakhir tersebut menurut saya sangat memuaskan. 
Tidak ada tempat berlibur lain selengkap dan senyaman Bali. Berada di Bali seolah membuat Anda merasa bukan sedang di Indonesia. Anda merasa di negeri lain karena Bali dipenuhi wisatawan asing dari berbagai negara. Kunjungan saya ke Bali kali ini ditemani oleh dua teman saya yang sebelumnya belum pernah mengunjungi Bali, karena itu keduanya sangat exciting dengan Bali, penasaran dengan julukan pulau dewata yang disandang Bali sejak lama.

Ke Bali tidak mahal. Saya akan menceritakan budget trip ke Bali yang baru saja saya jalani. Semoga ini menginspirasi teman-teman untuk bisa menikmati liburan di Bali.
GWK ini salah satu icon Bali, meski belum jadi 100% tetap wajib dikunjungi terutama melihat tarian Bali yang terkenal. Tiket masuk Rp25ribu.

Pindah

suatu pagi di teras Bober Cafe

Hai again all,
siang ini saya meluangkan waktu mampir ke Bober Cafe untuk internetan. Bukan bolos kerja lho, saya sedang cuti. Hari ini sisa cuti terakhir setelah saya pulang dari Bali kemarin. 

Rencana untuk menikmati wifi gratis di Bober Cafe sambil ditemani secangkir hot chocolate ini sudah dari dulu saya rencanakan tapi baru kesampaian hari ini. Cuti memang membuat yang tidak sampai menjadi kesampaian yah :)

Lama tidak mengupdate blog, ternyata banyak yang sudah berubah dan terlewatkan. Mulai dari bertambahnya teman baru sampai kepindahan rumah dari Sukabumi dan mengontrak rumah di Bandung.

Hidup memang penuh kejadian tidak terduga. Terkadang kejadian tak terduga ini seolah menambah berat beban hidup, tapi banyak pula kejadian tak terduga yang membuat saya lebih banyak bersyukur.


Bulan lalu saya baru saja dari Sukabumi ke Bandung. Pindah rumah ke Bandung merupakan sebuah perubahan dan kejadian yang seolah menambah beban hidup baru namun sekaligus memberikan efek kesenangan sendiri bagi saya. 
packingan dus yang mencapai 26 dus

Berat rasanya meninggalkan rumah milik sendiri yang sudah super duper nyaman untuk kemudian pindah ke rumah kontrakan. Walaupun rumah saya di Sukabumi tidak seberapa besar, namun 4 tahun menempati tinggal di sana seolah rumah itu sudah menjadi kekasih yang setia. Rumah mungil itu setia menunggu penghuninya pulang kerja dan menyambut pemiliknya dengan kehangatan ketika pemiliknya pulang kehujanan basah kuyup. Setiap sudut rumah itu selalu membuat saya rindu ketika saya sedang berada di kota lain.


Saya selalu yakin bahwa setiap rumah dan ruangan memiliki bau yang khas. Ketika kita mencium bau khas sebuah rumah, seolah ada flash back yang terlintas di pikiran kita. Flash back berisi kenangan yang pernah terjadi di rumah tersebut.
ini foto berdua sama my mom di carpot rumah sebelum pindah :')

ini foto di teras rumah sebelum pindahan, salah satu favorit corner di rumah mungil saya :)


Sudah sebulan saya meninggalkan rumah itu. Saya merasakan kehilangan. Mungkin kalau rumah mungil itu punya perasaan seperti manusia, dia juga sedih ditinggalkan oleh pemiliknya. Saya sering membayangkan apakah rumah itu juga merindukan saya? Rumah itu kini dikontrak ke orang lain, dan saya pun mengontrak sebuah rumah di Bandung. Rumah di Bandung ini memang lebih luas, tapi tidak sesejuk rumah di Sukabumi.

Wednesday, August 17, 2011

THR

Saya mungkin termasuk orang yang sangat menanti-nantikan datangnya tanggal pembagian THR. Saya sendiri tidak merayakan Lebaran dan tidak ada rencana untuk belanja ini itu di Hari Raya. Tapi Tunjangan Hari Raya alias THR ini sepertinya sudah mendarah daging di dalam bayangan saya bahwa setiap menjelang Lebaran pasti kebagian duit yang besarnya 1 kali gaji tersebut.


Monday, August 8, 2011

Weekend (don't) Ends


Saya baru saja masuk ke kamar, menghidupkan Macbook hendak memulai pelesir di dunia maya ketika mata saya melirik jam dinding menunjukkan 23:15 wib, otak mulai mengirim reminder menyadarkan saya bahwa besok adalah hari Senin yang artinya saya harus bekerja lagi.

Ini memang Hari Minggu, kemarin Sabtu. Saya bekerja di bank swasta yang untungnya meliburkan karyawannya pada kedua hari tersebut. Sabtu dan Minggu sepertinya adalah hari di mana saya bisa menikmati kehidupan menjadi diri saya sendiri. Pada kedua hari libur itu saya seolah mendapat kunci untuk melepaskan pikiran saya dari borgol. Sayangnya weekend yang selalu ditunggu itu juga seolah berlalu secepat kilat.

Tuesday, August 2, 2011

Hai (Lagi)

Hai!
Akhirnya saya bisa meluangkan untuk mengisi blog saya lagi. Terus terang, sebenarnya sudah berulang kali terpikir untuk menulis dan mulai mengisi Catatan Si Orang Kecil ini, tapi entah terkadang waktu-waktu yang saya miliki begitu mudah dicuri. 

Sekarang sudah lewat dari pertengahan tahun. Terakhir saya mengisi blog adalah 3 bulan yang lalu. Lalu setelah blog terakhir saya isi, apa saja ya kira-kira kejadian yang saya alami. Entah saya sendiri sampai lupa. Coba aja tanya saya pas sore pulang kantor dengan pertanyaan : "tadi siang ngapain aja?", dijamin pasti saya lupa untuk menjawab apa.

Ini sudah bulan Agustus, dan sudah bulan puasa juga. Satu hal yang bikin saya senang di bulan puasa ini adalah pulang kerja dari kantor lebih cepat. Tentunya dengan alasan: "mau berbuka bersama keluarga di rumah".  Hehe...Hoahm, aku mulai mengantuk. Jadi sebaiknya aku tidur sekarang deh. Nite all.
Hoaaaahm..........

Saturday, May 14, 2011

Mengenang Mei 98

Di manakah Anda saat peristiwa Mei98?
Setiap tahunnya di bulan Mei seringkali peristiwa Mei98 ini disebut-sebut.
Apakah Anda mengalaminya?


Saya mengalaminya.
Saya masih kelas 2 SMU saat peristiwa itu terjadi. Saat itu saya tidak mengerti dengan pasti kenapa banyak mahasiswa berdemo di gedung DPR. Saya juga masih belum mengerti fungsi-fungsi DPR itu sebenarnya apa. Apa yang mereka ributkan? Dan kenapa ini menjadi terkait dengan krisis ekonomi di tanah air.


Saya cuma mendapat pesan dari orang tua saya via pager (belum ada handphone saat itu). Bunyi pesan itu : "Jangan ke sekolah hari ini, ijin saja utk tdk masuk, di jalanan berbahaya". Waktu itu saya tinggal dengan nenek di Jakarta dan kedua orang tua saya ada di Tangerang. 


Tanpa pikir panjang saya menuruti perintah orang tua saya. Saya pun tidak masuk sekolah dan lebih memilih diam di rumah. Hmm disuruh bolos sama orang tua itu merupakan hal yang jarang terjadi kan. Hehe... 

Siangnya pemberitaan media menceritakan keadaan Ibu Kota Jakarta. Kerusuhan mulai merebak di mana-mana. Berbagai pusat perbelanjaan dilaporkan dibakar masa dan dijarah. Saya pun menerima pesan lagi dari orang tua saya via pager, bunyinya: "Jangan keluar rumah, diam di rumah. Tetap berkumpul dengan tetangga"


Saya makin bingung. Kenapa saya tidak boleh keluar rumah? Saya minta ijin ke nenek saya untuk keluar mencari wartel untuk merespon pesan via pager kepada orang tua saya (waktu itu tidak ada telepon rumah, utk mengirim pesan pager harus melalui telepon dan meminta operator mengirimkan pesan). Namun saya tidak diijinkan. Saya jelas frustrasi dilarang keluar rumah.


Akhirnya saya sadar setelah melihat tayangan di tv. Pusat-pusat perdagangan yang didominasi oleh etnis Tionghoa dibakar dan dijarah. Penganiyaan terhadap orang keturunan Tionghoa terjadi. Kendaraan dan ruko-ruko dibakar. Semua perusahaan, toko, dealer mobil yang dikuasai oleh pemilik yang keturunan Tionghoa dijarah dan dibakar massa. 


Berikut nama-nama toko yang saya ingat persis menjadi korban pembakaran: Toko Kaset dan CD Aquarius di Jalan Mahakam, Yogya Departemen Store di Klender Jakarta Timur, Hampir semua Hero Supermarket dan McDonald's, Jatinegara Plaza, Gramedia Matraman dan beberapa cabang TB Gramedia lainnya, Hampir semua cabang Bank BCA kaca-kacanya dipecahkan, Pasar Glodok, Supermall Karawaci (ini termasuk Mall bergengsi di kawasan Tangerang dan Jakarta Barat), beberapa Mitra Toko Discount, Slipi Jaya, dan masih banyak lagi.


Khusus Yogya Klender yang paling banyak memakan korban jiwa bagi saya ini sangat menyedihkan. Karena para korban merupakan pengunjung mall dan penonton bioskop (bioskop di lantai paling atas). Salah satu film yang diputar di bioskop adalah film Titanic yang memang saat itu bertahan paling lama di bioskop. Mall ini memang tetap buka saat keadaan genting dan amuk masa terjadi.

Situasi di Jakarta saat itu mencekam. Kepulan asap hitam ada di mana-mana. Di jalan-jalan banyak kerumunan orang-orang bertampang bengis yang berjalan mengincar toko untuk dijarah, beberapa dari mereka bisa saja membawa senjata tajam. Bandara International Soekarno Hatta dipenuhi warga negara asing dan WNI keturunan Tionghoa yang berusaha meninggalkan Jakarta.

Mei 98, potret buram keadaan masyarakat Indonesia yang mudah terpicu untuk anarkis. Kenangan pahit yang membangkitkan trauma akan potensi rasisme dan kebencian kepada etnis minoritas. Mei 98 juga tragedi yang membuktikan bahwa oknum penegak hukum dan aparat keamanan seolah lumpuh tidak bertaring menegakkan keadilan.

Sunday, May 1, 2011

Jawaban Waktu

dulu kita bertanya kepada waktu kapan waktu akan tiba, kini waktu datang begitu cepat dan kita pun tertinggal...

kita pun berteriak, "waktu berhentilah sejenak!"
namun waktu tidak bertelinga sehingga waktu tidak mendengar. 
waktu hanya memiliki mulut.
waktu hanya bisa menjawab.
kelak waktu akan menjawab semua...

Saturday, April 23, 2011

Foto

"Fotonya selalu sedang dalam keadaan merenung. Dari fotonya kamu itu orang yang eksklusif, baik hati, senang berteman tetapi selalu kesepian..."

Saya membaca pesan tersebut melalui bb messenger saya dari seorang teman yang entah ada angin apa dia mengomentari foto display profile saya di bb.
"Oh masa sih..? :) " saya mereply pesan tersebut seadanya.

Komentar itu tidak langsung memperngaruhi saya. Tapi lama kelamaan seperti membuat saya berpikir. Saya pun mengingat-ingat dan membuka foto-foto di file blackberry pictures untuk melihat foto-foto apa yang biasanya saya pasang. Saya mendadak tersadar. Dia benar.

Semua foto-foto yang biasa saya tampilkan selalu saat saya duduk sendirian, berdiri sendirian, melamun, menatap langit, dan tidak pernah ada yang tersenyum. Saya juga tidak mengerti. Kenapa secara naluriah saya memajang foto-foto tersebut. Saya tidak pernah sadar hal ini.

Mungkin dia benar. Foto-foto tersebut memang mendeskripsikan keadaan saya. Saya sendiri belum yakin 100%. Saya memang belakangan ini memang lebih banyak merenung. Walaupun ada kalanya saya berkumpul dengan teman-teman, tetap saja pikiran saya dipenuhi berbagai macam hal. Saya sering berargumen dengan diri saya sendiri.

Atau bisa juga, itu gambaran diri sebenarnya yang kesepian. Saya tidak peduli. Saya tetap yakin bahwa saya dalam keadaan happy

Sunday, April 10, 2011

Puisi Kehidupan

Kehidupan berbaikhatilah kepadaku
Sebab nasib telah tega mencampakkan aku
Semesta pun menganggapku hanya setitik debu
Serta kepastian telah bersembunyi entah di mana

Kehidupan hanya engkau sobatku
Mentari hanya bisa menatapku hina
Hujan selalu menghalangi langkahku
Ombak laut menertawakanku berderai-derai

Kehidupan dengarkanlah permohonanku
Kehidupan janganlah ikut memusuhiku
Kehidupan hanya engkau harapanku
Kehidupan terangilah jalanku...

Kehidupan Keinginan dan Kebenaran

kadang kehidupan tidak sejalan dengan keinginan, dan kadang keinginan itu bertolak belakang dengan kebenaran, sementara secara diam-diam kebenaran bersahabat karib dengan kehidupan...

Thursday, March 31, 2011

Jalan

Setiap kali kita menuju suatu tempat kita akan melalui sebuah jalan. Saat kita melintasi jalan tersebut kita akan menemukan banyak hal. Kita mungkin akan melihat petunjuk jalan, marka jalan, pohon, reklame, spot bangunan yang unik dan lain sebagainya.

Di ujung jalan kita akan menemui persimpangan. Kita pun akan memutuskan untuk belok ke kiri ataupun ke kanan. Atau mau lurus? Boleh saja. Semua terserah kita. Pada akhirnya kita berharap tiba di tempat yang kita tuju sebelumnya.

Hidup ini adalah sebuah jalan. Jalan seolah tidak memiliki ujung dan akhir. Jalan selalu akan membawa kita ke aneka tempat, jalan akan membuat kita menemukan berbagai hal dan mengalami berbagai peristiwa.

Jalan ada yang lurus, ada yang berkelok, ada yang mendaki, ada yang menurun curam, ada yang mulus dan ada yang berlobang. Hidup pun demikian. Tidak semua berjalan mulus, tidak semua akan baik-baik saja. 

Jika kita beranggapan hidup adalah jalan. Maka jalanilah hidup. 
Jangan berhenti dan teruslah berjalan.
Jangan lelah walau mendaki.
Jangan pasrah walau menurun curam.
Jangan menghindar ketika menemui lubang.

Kita tidak akan pernah tiba sampai ke tujuan ketika berhenti berjalan.
Jika ingin terus hidup maka apapun jalan hidup itu jangan pernah berhenti.
Teruslah berjalan. Jika perlu, berlarilah. Maka kelak kita akan tiba.
 

Saturday, February 26, 2011

Mom

Mom, 
entah kenapa saya tiba-tiba kangen sama beliau. Sudah dua minggu saya tidak bertemu beliau karena saya dipindahkan ke Bandung sedangkan beliau ada di Sukabumi.

Berdosa rasanya meninggalkan beliau di sana seorang diri. Cukup kejam juga jika alasan saya meninggalkan Mom sendirian di Sukabumi karena saya dalam upaya mengejar karir di Kota Bandung ini.

Sesekali saya membayangkan apa yang Mom lakukan di rumah sendirian. Mungkin Mom sekarang sering mengajak bicara Mimot si kucing peliharaan kami untuk menghapus rasa kesepiannya. 

Sunday, February 13, 2011

Profile Republish

My Profile Republish... baru ngedit profile saya di blog Orang Kecil, saya publish aja deh sekalian.

Seorang pria yang senang berpenampilan casual. Kaos, celana pendek dan sepasang sandal jepit.

Pengendara motor matic bernama Miyoku.

Penggemar masakan dan jajanan asli Indonesia terutama masakan Padang sambil berusaha menahan diri menjaga ukuran lingkar pinggang dan kadar kolesterolnya.

Saya seorang pembaca. Pembaca komik, pembaca rubrik Opini di koran Kompas, pembaca iklan diskon di media, pembaca Cinemags, pembaca Cosmopolitan Men padahal saya sendiri sangat tidak berpenampilan Cosmo, kadang saya juga masih rindu menjadi pembaca Donal Bebek.

Movie Review: Shaolin


Akhirnya saya bisa nonton Shaolin.

Film yang dibintangi Andy Lau dan Jackie Chan ini sebenarnya sudah saya ingin tonton sejak 2 minggu lalu. Tapi ternyata baru kemarin saya sempat meluangkan waktu untuk ke bioskop. Untungnya Shaolin masih diputar di Ciwalk.

Sudah lama saya tidak nonton film kung fu, dan Shaolin memuaskan rasa kangen saya terhadap film kung fu. Gambar yang disajikan sangat epik dengan aksi laga memukau dengan adegan-adegan dramatis yang memainkan emosi penonton yang kadang membuat terharu.

Friday, February 11, 2011

Brutal

Brutal.
Kasar.
Sadis.
Lebih keji dari binatang...
Itu julukan yang pas ketika saya melihat rekaman video dari youtube adegan penganiyaan 3 orang pengikut ajaran Ahmadiyah.
Tampak di dalam video dua orang dalam keadaan setengah telanjang tergeletak berlumuran darah dan lumpur. Tampak pula banyak orang yang memukuli kepala kedua korban itu dengan balok kayu. Menghantam kepala keduanya dengan berbagai benda-benda keras. Tidak sedikit yang melemparnya dengan batu. Darah sudah berceceran di tanah. Salah satu korban bahkan sudah tidak bergerak dan dipastikan sudah tak bernyawa. Namun sekelompok orang itu tidak berhenti memukuli. Mereka tetap menghantamkan berbagai benda dan batu ke kepala korban. Korban lainnya masih menggerakan bibir seolah bergumam sesuatu, entah menyebut nama Tuhan, entah mencoba mengatakan ampun dan minta tolong, atau entah memelas untuk minta agar mereka sebaiknya menghabisi nyawanya segera. Saya yakin melihat kondisinya si korban yang masih hidup ini pada akhirnya mati. Terlihat kepalanya juga penuh darah dengan wajah yang hancur. Barangkali tulang tengkoraknya juga sudah penyok atau otaknya tercecer keluar.

Sunday, February 6, 2011

Mie Tarik

Mie Tarik, porsi sedikit, mangkok besar dan caisim diganti dengan selada air.

Pernah Makan Mie Tarik? Bagi orang yang sering berkeliling mall di Jakarta pasti pernah mencicipi hidangan mie satu ini. Mie Tarik bisa dijumpai dengan mudah di foodcourt mall-mall Jakarta. Di counter Mie Tarik, kita bisa lihat langsung pembuatan mie yang memang dengan cara ditarik-tarik. Mie memang menjadi pilihan utama kedua setelah nasi. Karena semua orang pasti suka dengan mie. Jadi pas di foodcourt bingung mau makan apa, pasti ujung-ujungnya pilihan jatuh kepada hidangan mie.

Saya sudah dua kali menyantap mie tersebut. Bagi saya yang penggemar mie, Mie Tarik itu biasa banget rasanya. Gak ada cita rasa mie yang khas. Rasanya kurang gurih dan adonan mienya juga tidak seperti mie di resto-resto chinese food.

Soal harga, menurut saya Mie Tarik ini tergolong mahal. Toh dengan cita rasa pas-pasan seolah hanya berupa makanan pembuat kenyang semata, Mie Tarik masih kalah jauh dengan mie-mie yang dijual di luar mall. Porsi Mie Tarik tergolong sedikit (sedangkan mangkok penyajiannya besar dan cekung), selain itu sayur caisim yang biasa kita temui di kebanyakan mie, diganti dengan selada air. Mie Tarik dibanderol dengan harga sekitar 25000 sampai dengan 30000 rupiah. 

Minggu Siang

Kembang sepatu ini hasil jepretan saya lho, *trus?

Halo again...
Ini hari minggu pertama di bulan Februari. Cuaca bisa dibilang cukup cerah kalau dibanding beberapa hari lalu yang mendung. Matahari kali ini berani muncul meski malu-malu, aaahh... matahari ini suka meniru saya yang juga suka malu-malu...*kriuk

Meski hari ini libur, saya sudah bangun sejak jam setengah enam tadi. Sejak kemarin sih berhasrat untuk lari pagi sambil nemenin keponakan yang bersepeda. Tapi karena keponakan saya masih pemulihan karena flu, saya tidak jadi mengajak dia bersepeda. So akhirnya saya mandi pagi dan bersiap ke gereja.

Pas mau ke gereja aja saya masih mikir, mau kebaktian di mana yaah... Akhirnya diputuskan saya kebaktian di GKI Maulana Yusuf. Ini gereja langganan saya sih karena jaraknya dekat dan banyak yang masih muda (wohoo cuci mata...). Haha... jangan dianggap serius yah, saya cuma becanda, tujuan saya tetap ibadah koq nggak niat macem2.

Tuesday, February 1, 2011

Kembali Ke Kota Impian


Jam dinding di kamar keponakan saya menunjukkan jam setengah dua belas malam. Beberapa penghuni di rumah ini sudah tertidur, hanya saya yang masih aktif berinternet. Suara deru kendaraan bermotor masih terdengar ramai di luar. Suhu Kota Bandung malam itu tidak terlalu dingin, sejam sebelumnya saya sempat mengendarai motor dengan mengenakan sweater tipis dan saya tidak kedinginan.

Ya, benar... singkat cerita akhirnya kepindahan saya ke Bandung terwujud. Setelah hati saya terping-pong karena keputusan manajemen yang berubah-ubah. Saya bersyukur sekali karena akhirnya keinginan saya untuk kembali ke Bandung terkabul.

Bandung, 6 tahun lalu saya menetap di kota ini sebelum akhirnya karena pekerjaan saya pindah ke Sukabumi. Meski selama 6 tahun saya tinggal di Sukabumi, saya tetap rutin datang ke Bandung paling tidak dua kali dalam sebulan. Saya juga hapal kota ketika kota ini berbenah membangun berbagai tempat perbelanjaan dan hiburan, membangun cafe-cafe tematis, beraneka ragam factory outlet, dan bermacam-macam sajian kuliner khas yang mengundang warga Jakarta untuk datang membelinya.

Wednesday, January 26, 2011

Remuk

"Mutasi kamu ke Bandung sudah disetujui area manager, per Februari kamu sudah ada di Bandung..." Perkataan dengan nada datar itu diucapkan oleh atasan saya hari Kamis minggu lalu, tepat sehari setelah saya menulis "I Hope" di blog saya.

Kalimat yang diucapkan bos saya tersebut seolah mimpi karena saya sebelumnya tidak menyangka bahwa mutasi saya ke Bandung dikabulkan dengan mudah dan cepat. Saya senang luar biasa. Saya pun sudah memberitahukan hal ini kepada orang tua saya. Tidak lupa saya berdoa mengucap syukur.

Tapi siapa sangka lima hari setelah kabar baik itu diumumkan kepada saya, ada kabar yang membalikkan situasi itu 180 derajat. Hari ini atasan saya memanggil saya ke ruangannya, kembali dengan ekspresi datar dia menukas, "Dios, kepindahan kamu ternyata tidak disetujui dan dibatalkan sama area manager...".



Saya merasa dibanting keras dari ketinggian dan remuk.

Wednesday, January 19, 2011

I Hope...

"Pernahkah kamu merasa sesuatu yang sangat kamu harapkan akan terwujud namun ternyata tidak terwujud, gagal, buyar, sirna begitu saja. Pernah? Saya sering..."

"Saya berharap kehidupan ini berjalan lancar, memiliki orang-orang yang mengasihi saya, bercanda dan berbagi cerita setiap sore sambil menikmati secangkir teh dan biskuit kayumanis, yah... saya hanya sekedar berharap, semoga harapan saya didengar..."

 
Saya tipe orang yang senang berandai-andai. Senang membayangkan apa yang akan terjadi ke depan. Misalnya suatu hari saya berencana untuk pergi ke Dufan bersama sejumlah teman-teman dekat. Dengan segera saya langsung membayangkan serunya ke Dufan bersama mereka. Saya membayangkan apa saja barang yang akan saya bawa untuk membuat perjalanan ke Dufan itu menjadi menyenangkan, saya akan membawa iPod berisi lagu-lagu favorit untuk mendengarkan lagu, saya akan membawa topi dan kacamata hitam, ooh ternyata saya tidak punya kamera berarti saya harus segera meminjam kamera ke kakak saya, dan saya akan memakai sepatu Airwalk yang baru saya beli minggu lalu, dan saya berencana untuk mengusulkan mampir ke restoran sea food terkenal di Jakarta sepulangnya dari Dufan. 

Monday, January 17, 2011

Melihat Lebih Dekat

"Mengapa bintang bersinar Mengapa air mengalir 
Mengapa dunia berputar Lihat segalanya lebih dekat 
Dan 'kuakan mengerti....." Sherina-Lihatlah Lebih Dekat

Alarm blackberry Anda berbunyi setiap pagi
Meletupkan balon-balon mimpi Anda yang mengasyikan 
Otot-otot Anda berjuang keras membungkam rasa malas
Memaksa Anda meninggalkan dunia kapuk yang nyaman


Kemudian Anda melangkah seperti mumi ke dapur
Menyeruput kopi hangat yang sudah rapi tersedia di meja
Anda menyantap sarapan tanpa peduli siapa yang membuatnya
Sekejap Anda sudah dalam keadaan rapi bergegas meninggalkan rumah




Di jalanan Anda seolah berpacu di lintasan marathon
Anda mengemudikan kendaraan sambil memasang wajah masam
Pikiran-pikiran Anda dipenuhi 'to do list' hari itu
Sesekali Anda mencaci sambil membunyikan klakson

Tuesday, January 4, 2011

New Year Pain

2011,
it's just another year, another number in calendar, another growing old phases. 
And why do I'm not too excited with this year. It feels just like so flat.
Well, one reason that I know it's about office things. I really can't fill and mixed with the present situation on my office. I can't think clearly and laugh loud like I usually did before. My minds are full with 'get away plans' from that office. 
Yeah it one of 'not grow up' attitude. I should force my self and try to go with the flow in the office. But I think my career is gonna be stuck forever if I insist to stay. I decide this year I have to move out to Bandung. 
I can't stand any longer here. It feels like in the prison. And words of my boss are really killing me softly. 

Sigh... I should be thankful for everything in 2010. But 2010 was truly not fair to me. So I decide to fight back in 2011. Hey this year you would see many differences in me.
God, please bless my wishes.