Mom,
entah kenapa saya tiba-tiba kangen sama beliau. Sudah dua minggu saya tidak bertemu beliau karena saya dipindahkan ke Bandung sedangkan beliau ada di Sukabumi.
Berdosa rasanya meninggalkan beliau di sana seorang diri. Cukup kejam juga jika alasan saya meninggalkan Mom sendirian di Sukabumi karena saya dalam upaya mengejar karir di Kota Bandung ini.
Sesekali saya membayangkan apa yang Mom lakukan di rumah sendirian. Mungkin Mom sekarang sering mengajak bicara Mimot si kucing peliharaan kami untuk menghapus rasa kesepiannya.
Aah, kadang karena kesibukan pekerjaan saya juga absen menelepon beliau, atau sekedar mengirim sms singkat untuk menanyakan kabar saja saya sering lupa. Beberapa sms beliau sering terabaikan begitu saja dan saya lupa untuk membalasnya.
"Dios apa kabar? Makan siang jangan telat ya," Begitu isi sms Mom yang sering saya terima. Kadang sms itu baru saya jawab pas malam hari sepulang kerja. Atau kalau saya membalas smsnya paling saya hanya menjawab, "Ok, Mah..."
Saya jadi terkenang beberapa momen saat saya masih bersama beliau.
Biasanya sewaktu saya masih tinggal bersama beliau di Sukabumi, setiap pagi Mom sudah menyiapkan sarapan buat saya. "Mau minum apa? Kopi atau teh?" Itu yang beliau selalu tanyakan setiap saya baru bangun tidur dan membuka pintu kamar. Terkadang di meja makan sudah tersedia potongan roti bakar atau sepiring nasi goreng yang masih mengepulkan asap. Tak lupa Mom menawarkan apakah saya mau membawa bekal untuk makan siang di kantor atau tidak.
Setiap pulang kantor biasanya saya melihat Mom sedang duduk di depan tv menyaksikan tayangan sinetron favoritnya. Melihat saya pulang kantor beliau langsung menghentikan waktu santainya itu dan langsung ke dapur menghangatkan lauk untuk saya makan malam. Aah, lagi-lagi saya bersikap kurang ajar, kadang ternyata saya sudah makan malam bersama teman-teman di kantor sehingga saya tidak menyantap hidangan makan malam yang sudah disiapkan beliau sejak seharian. Saya memang merasa seperti anak yang tidak tahu terima kasih.
"Makan dulu gih, Mama masak pepes tahu sama ikan kembung balado. Enak tuh tinggal dipanasin sebentar," Mom berkata sambil mengambil piring makan untuk saya dari rak piring.
"Aku enggak makan Mah, tadi sudah makan di kantor," kata saya.
"Oh sudah makan, ya sudah enggak apa-apa. Buat besok aja lauknya ya, enak kok," kata Mom menyembunyikan rasa kekecewaannya dari saya. Lauk yang dipanaskan Mom malam itu pun akhirnya terpaksa disimpan di kulkas supaya tidak basi. Mom pun kembali duduk di depan tv melanjutkan acara favoritnya.
Seringkali karena sibuk memanaskan lauk makan malam untuk saya akhirnya sinetron favorit beliau sudah keburu habis. Tapi beliau tidak pernah menunjukkan kekecewaannya. Mom mengganti saluran tv lainnya sambil duduk serius menatap tv sementara saya langsung masuk ke kamar berbaring atau berinternetan.
Setelah satu hingga dua jam berinternetan di kamar, saya biasanya baru keluar kamar lagi untuk sekedar minum atau ke kamar mandi. Saat itu seringkali saya memergoki Mom tertidur di kursi dengan tv masih menyala.
Beliau tertidur tampak pulas, mulutnya sedikit terbuka. Salah satu lengannya dijadikan bantal untuk kepalanya. Rambut kusamnya yang sudah mulai beruban tampak rapi seperti habis disisir. Terharu melihat Mom tertidur tampak lelah begitu. Saya pun timbul perasaan menyesal tadi tidak mencicipi masakan yang beliau sudah siapkan untuk saya. Padahal Mom pasti sudah capek menyiapkannya. Mom pasti juga berharap saya makan hasil masakannya dengan lahap.
"Mah bangun, pindah tidurnya ke kamar gih..", kata saya membangunkan beliau.
"Oh, duh kok mama jadi ketiduran sih," Mom bergumam dengan suara serak sambil bangun dari kursi. "Dios yakin enggak mau makan lagi? Kalau lapar masak Indomie aja ya...," kata Mom sambil bangkit dari kursi menuju kamar tidurnya.
"Mama tidur dulu ya," Mom pun masuk ke kamar tidurnya dan menutup pintu.
Sejenak saya terpaku setelah Mom masuk ke dalam kamarnya.
Saya menyesal sekali tadi tidak mencicipi hidangan yang Mom sudah disiapkan. Saya menyesal hari itu saya makan malam bersama teman-teman kantor di restoran padahal Mom sudah menyiapkan menu spesial favorit untuk saya di rumah. Saya menyesal telah melukai beliau.
Saya lalu melangkah ke dapur, mengambil piring dan sendok. Nasi sudah dingin begitu pula lauk yang tadi dihangatkan. Tapi saya tidak peduli. Saya tetap menyendok nasi ke dalam piring dan mengambil beberapa potong lauk. Saya pun makan dengan lahap.
T.T
ReplyDelete*terbawa suasana..,
sob, selama masi dbri ksempatan buat brtemu dg ibu, manfaatkanlah sbaik2nya.
Maaf lancang...,
n.nv