Suatu kali saya berpikir terkadang semua hal begitu cepat berlalu. Belum lama melihat dekorasi Natal di pertokoan kini dekorasi sudah berganti menjadi lampion-lanpion merah yang semarak. Semua toko tampak sudah bersiap menyambut imlek. Masih teringat meriahnya dentuman kembang api tahun baru yang ramai. Tanpa terasa sudah 26 hari pesta tahun baru berlalu, tertinggal seperti sepeda tua yang lamban.
Terkadang saat saya bangun pagi sebelum matahari terbit, saya melamun sebentar, sambil memeriksa hp dan membalas chat yang tadi malam, kemudian tanpa sadar sinar matahari sudah muncul. Saya pun merasa kesiangan. Segera mandi, bersiap dan pergi ke kantor.
Pulang dari kantor ke rumah, matahari sudah tidak ada. Perjalanan pulang ke rumah yang macet menyita waktu. Sampai di rumah tubuh saya sudah enggan diajak berinteraksi. Kelelahan. Lalu tidur. Besok pagi terbangun. Kejadian pun berulang.
Waktu seolah semakin cepat. Kita semua dibuat tergesa-gesa. Tapi secepat apapun yang kita lakukan, selalu ada hal yang terlewat kita lakukan. Selalu ada yang lupa. Selalu ada quality time yang sulit diwujudkan. Saya seperti tak berdaya.
Lelah dan haus. Itu yang saya rasakan. Ada banyak rencana, namun seolah terlalu sedikit waktu. Ingin sekali menemukan tombol slow motion dalam hidup ini. Ketergesa-gesaan membuat saya kehilangan arti hidup. Saya berharap bisa menyerap dan menikmati apa yang saya jalani. Menikmati makanan yang saya makan, menikmati bercerita dengan orang dekat, menikmati sentuhan, mengamati apa yang terlihat. Membuat semua yang dilakukan hidup ini terasa nikmat.
Masih bisakah semuanya kembali terasa nikmat?
orang kecil dan dunia yang maha besar, berlari dan tertawa di bawah kelip bintang.
Monday, January 26, 2015
Hidup yang Tergesa-gesa
Subscribe to:
Posts (Atom)