Sunday, August 16, 2009

Kabar Yang Tiba-tiba

Sore tadi seorang sahabat saya menelpon dan menyampaikan kabar duka bagi dia dan keluarganya. Suami kakaknya a.ka Abang iparnya meninggal karena kecelakaan siang itu pada hari yang sama.
Sebagai sahabat saya dapat merasakan kesedihan yang dialami rekan saya itu. Kebetulan saya kenal dengan almarhum dan pernah bertemu beliau beberapa tahun yang lalu. Almarhum adalah seorang pendeta di sebuah gereja dan memiliki 3 anak yang masih kecil-kecil. Berat bagi saya membayangkan kesedihan yang dirasakan anak-anak dan istrinya yang ditinggalkan itu. Pasti mereka tidak pernah membayangkan musibah tersebut menimpa orang yang mereka sangat cintai.
Ditinggal pergi untuk selamanya oleh seseorang yang sangat kita cintai pasti memberikan derita dan sakit dalam batin kita. Berbagai pertanyaan akan langsung keluar dalam benak kita "Kenapa kejadian ini menimpa kita?", "Apa salah kita sehingga ini bisa terjadi?", "Kenapa Tuhan diam saja dan membiarkan ini terjadi?". Enggan rasanya untuk berdiri tegak dan berharap kita jatuh ditelan bumi, ingin rasanya membaringkan diri di tanah menyusul jasad sang terkasih namun kesal karena kenyataan bahwa kita masih bernyawa dan fakta meminta kita untuk tetap tabah dan tegar. Kekesalan itu kadang membuat seseorang yang berduka memukul-mukul lantai atau dinding. Meratap dalam isak tangis yang penuh putus asa. Sungguh berat perasaan yang dialami seseorang yang berkabung.
Saya pernah merasakan kehilangan seperti itu saat nenek saya meninggal 10 tahun yang lalu. Tidak henti-hentinya saya menangisi kepergian beliau. Setiap malam saya selalu mimpi mengenang masa-masa bersama beliau. Bahkan mimpi itu masih sering saya alami hingga sekarang. Mungkin hubungan batin kasih sayang saya dan beliau sangat begitu erat sehingga membuat saya mengalami kesedihan dan duka yang begitu mendalam.
Saya yakin perasaan serupa juga dialami keluarga sahabat saya tersebut saat ini. Sebagai manusia kita memang tidak berdaya menghadapi takdir. Semua yang telah digariskan Tuhan semesta alam tidak akan bisa kita hapus. Pasrah dan berserah kepada Sang Pencipta adalah satu-satunya jalan terbaik. Percayalah, bahwa orang terkasih yang telah pergi meninggalkan kita akan berbahagia di sorga bersama Allah Bapa.
Selamat jalan Bang Budiman.

1 comment:

  1. turut berduka cita, semoga yang ditinggalkan diberikan ketabahan & kekuatan

    ReplyDelete