Sunday, June 20, 2010

Merubah Pola Makan

Sejak awal tahun 2010 ini saya sudah mulai lebih memperhatikan kesehatan saya. Saya menjaga pola makan dengan mengusahakan lebih banyak mengkonsumsi buah. Memang saya akui belum optimal, tapi setidaknya ada sedikit perubahan pada porsi makan saya. Misalnya saya mengurangi porsi nasi dan menghindari makan nasi di malam hari (ini tidak sepenuhnya benar, kadang masih saja saya curi-curi waktu makan malam terutama saat pulang larut malam dari kantor dengan kondisi perut lapar luar biasa... :) ). Tapi saya otak saya selalu berusaha me-remind si perut untuk tidak meminta diisi. Well, kadang berhasil kadang tidak, sekali lagi saya menilai usaha semacam ini harus mendapat penghargaan (susaaah lho...).
Saya juga sudah mulai menghindari makanan-makanan yang sudah saya hapalkan akan menjadi pemicu timbulnya penyakit. Contoh paling gampang: gorengan. Ini telah saya buktikan sendiri di mana saya jadi kelinci percobaannya. Mengkonsumsi gorengan such as; tahu isi, bakwan, pisang goreng, dan kerabatnya ini akan menimbulkan sariawan dengan cepat di rongga mulut. Pagi makan gorengan, malamnya sariawan akan langsung timbul. Terlebih lagi kalau makan gorengan pasti haram kalo ngambilnya cuma satu (biasanya minimal 3 biji). Hehe... Selain sariawan, gorengan juga bisa memicu radang tenggorokan dan sembelit.
Tapi kadang saya masih sulit menolak apabila gorengan itu berupa tahu sumedang. Cita rasa asin tahu sumedang memang susah untuk ditolak godaannya. Ngambil satu bisa addict. Kalau sudah begini reminder dari otak sering diabaikan oleh mulut dan perut.
Selain itu setiap berkunjung ke supermarket saya selalu mampir ke area buah-buahan. Saya membeli jeruk, anggur, pear, dan melon. Biasanya saya habiskan buah-buahan itu dalam 3 hari saja. Benefit dari mengkonsumsi buah itu membuat pencernaan saya lancar dan membantu perut lebih kenyang karena buah saya makan sebelum makanan utama. Eh kadang saya juga bandel sih tergoda membeli buah yang tergolong tidak sehat : durian. Belakangan ini durian monthong di supermarket sudah tidak mengenal musim. Durian monthong dengan mudah tersedia di supermarket dan bahkan dijual dengan harga miring. Meski saya tau durian mengandung kolesterol tinggi tapi godaan harga miring dan bau khas yang menusuk membuat saya memasukkan durian monthong ke keranjang belanja.
Sudah setahun belakangan ini saya juga rutin mengkonsumsi Yakult setiap hari. Ini bukan promosi produk tersebut tapi saya sendiri mendapat rujukan dari dokter untuk rajin minum Yakult supaya usus lebih sehat. Memang saya dulu sering terkena diare. Hampir 2 kali setahun pasti kena diare. Saya sampai mengira ini siklus dan bakterinya menetap tidak mempan dibunuh antibiotik. Padahal saya tergolong orang yang tidak suka jajan sembarangan. Akhirnya dokter tempat saya berobat menyarankan minum Yakult supaya mempersehat usus. Well, sudah setahun ini saya mengkonsumsi Yakult dan hasilnya saya tidak terkena diare lagi.
Setiap pagi saya juga sudah membiasakan minum minimal segelas air putih, kadang saya paksakan untuk minum 2 gelas. Di kantor saya juga berusaha minum sebanyak-banyaknya setiap ada kesempatan. Setiap keluar dari kantor saya juga membawa tumbler minum berisi air putih. Sehabis makan saya juga menghindari minum teh botol dan lebih memilih air putih atau air teh biasa.
Masih banyak pola makan yang harus saya perbaiki, tapi memang tidak bisa berubah total. Saya masih berusaha merubahnya sedikit-sedikit. Hasil yang saya dapatkan juga sudah banyak benefitnya. Saya sudah terhindar diare, sariawan dan radang tenggorokan. Lumayan kan merubah kebiasaan pola makan dengan reward terhindar penyakit.
Eh sayangnya saat saya menulis blog ini, saya malah sedang terkena influenza. Hehe... 





No comments:

Post a Comment