Saturday, October 22, 2011

Daun Jatuh


Oktober
Sesekali di siang hari matahari menyorot garang dan terik. Silaunya membuat semua orang menyipitkan mata, berusaha mengecilkan pupil mata. Sesekali tumpukan awan bergerombol dan bertumpuk-tumpukan disertai mendung dan gerimis. 

Angin di siang hari berhembus kencang memaksa pohon-pohon menjatuhkan daun-daun coklat kering yang sudah mati. Setiap tiupan angin yang melintas membuat ratusan keping daun kering jatuh bergulung-gulung ke tanah. Suara gemerisik daun kering yang diinjak ditambah jalanan yang dipenuhi sampah daun berwarna kuning kecoklatan, membuat gemas kaki untuk menyepakkan kembali daun-daun di tanah itu ke udara.

Saya menikmati  suasana di Bulan Oktober ini. Daun kering yang berjatuhan dari pohon seolah tidak membuat jalanan tampak kotor, tapi jalanan yang dipenuhi daun gugur tampak ramah bersahabat. 


Sore itu saya sengaja memperlambat laju kecepatan Miyoku saat dedaunan itu jatuh dari pohon. Merasakan dedaunan itu bergemerisik mengenai tubuh saya. Sinar matahari yang lembut menembus celah-celah pohon. 


Oktober yang ramah. Ingin rasanya duduk berdua di sebuah kursi taman. Mengamati dedaunan kering yang jatuh sambil menggenggam hangat tangannya tanpa bicara apa-apa. Ingin segera bersama dengan seseorang sebelum musim hujan yang dingin tiba.

1 comment: