Sunday, September 20, 2009

Rumah Adem


Weekend ini saya senang bisa pulang ke Sukabumi. Aaah... akhirnya setelah setiap hari berjumpa dengan asap knalpot dan debu jalanan yang hitam legam di Jakarta, kini saya bisa menghirup udara sejuk dan bersih di kota kecil yang nyaman, Sukabumi.
Padahal baru dua minggu saja saya tidak mengunjungi rumah mungil saya di Sukabumi tapi rasanya seperti sudah berbulan-bulan. Suasana adem dan nyaman yang dihasilkan oleh alam kota yang terletak di bawah kaki Gn.Pangrango ini benar-benar seolah memanggil saya untuk selalu datang. Saya menarik nafas dalam-dalam menikmati setiap kubik udara segar yang masuk ke dalam paru-paru, mengalirkan energi ke seluruh tubuh saya yang selama ini lelah letih tertimpa aktivitas kota Jakarta yang padat. Lalu saya hembuskan nafas perlahan sambil membayangkan saya sedang membuang stress dan polusi dari dalam tubuh melalui hembusan nafas tersebut. Wuiih benar-benar seperti mobil kotor yang baru keluar dari mesin auto car wash. Hehe...
Pagi ini saya bangun jam setengah delapan. Terbangun oleh dinginnya pagi dan sayup suara burung-burung gereja di atap rumah. Tidur tadi malam benar-benar berkualitas. Saya dengan nyaman berbalut selimut untuk menepis dingin dan sepanjang malam bebas dari gangguan nyamuk. Sehabis bangun tidur saya langsung menuju dapur dan meja makan. Ini juga merupakan tempat favorit saya di rumah. Bukan karena saya suka bolak-balik buka kulkas mencomot kue dan coklat yang ada di dalamnya lho :) tapi karena kebetulan ruang ini semi terbuka. Ada area di taman belakang yang saya biarkan terbuka menghadap langit dan hanya dibatasi teralis besi. Dari tempat terbuka itu udara segar setiap hari masuk mengisi rumah mungil saya membuat setiap sudut tetap terasa adem. Kadang juga ada burung gereja yang ikutan masuk ke dalam rumah karena tersasar atau memang sengaja mengincar serpihan roti dari meja makan.
Saya langsung menyeduh secangkir mocha latte lalu duduk di meja makan dan membuka macbook untuk kembali online menelusuri blog saya di internet. Melihat serpihan sunshine menyusup ke celah-celah di jendela. Udara dingin masih mengitari saya. Saya seruput mocha latte hangat tadi untuk menyengat tubuh supaya tidak kedinginan. Saya putar Kenny G dari macbook untuk menjadi teman saya di pagi nan sejuk itu.
Aaahh... nyaman sekali hidup saya di pagi itu. Membuat pikiran jernih dan memberikan banyak inspirasi bahkan ide-ide konyol dan rencana-rencana seru. Saya bersyukur tinggal di rumah mungil ini. Rumah ini memberikan banyak kenyamanan bagi saya, tidak besar memang dan furnitur di dalamnya juga belum lengkap, tapi membuat saya betah. Benar-benar rumah adem.

3 comments:

  1. Bawaannya kalo ke sukabumi (FYI, eike punya rumah di sana..) pen tiduuur teruus.. ahahha..
    Harusnya fotonya foto rumah sendiri dong say.. ditunggu apdetannya yaaa.. ;D

    ReplyDelete
  2. ow.. bukan rumah benerannya toh? poto rumah benerannya dong. kalo baca ceritanya, kayanya damaiii banget :)

    ReplyDelete
  3. xixi.
    titiw, malu ah majang foto rumahku. bener jg siy, ga pernah gue foto tuh rumah. tar ya kapan2. tq
    quinie, hehe adem kan di sukabumi. mampir y.

    ReplyDelete