"These are dark times. Our world has faced no greater threat than it does today. But you can't fight the war on your own, Mr. Potter. He is too strong..."
Suara berat penuh wibawa itu begitu terngiang-ngiang sepanjang film The Deathly Hallows itu diputar. Kata-kata itu diucapkan oleh aktor kawakan Bill Nighy yang memerankan Menteri Sihir Rufus Scrimgeour.
Harry Potter and The Deathly Hallows part 1 sudah diputar perdana sejak 2 hari lalu. Jutaan fans harpot yang sudah lama menantikan filmnya akhirnya terpuaskan. Semua bioskop memaksimalkan hampir semua studionya untuk memutar film ketujuh harpot ini. Seluruh social network kembali ramai bergunjing mengenai harpot.
Sebagai salah satu fans yang tergila-gila harpot saya pun memuaskan kehausan harpot dengan segera menontonnya sehari setelah tayang premiere.
Part 1 film ini berdurasi dua setengah jam yang terasa singkat karena sepanjang film penonton disuguhi berbagai pertempuran dan adegan menegangkan. Jika membandingkan dengan di buku, Part 1 dari The Deathly Hallows ini memvisualkan bab 1 hingga bab 24 yang ada di dalam novel.
Tegang dan menyedihkan. Itu dua kata yang bisa menggambarkan isi filmnya. Penonton dibuat seolah merasakan keletihan, emosi dan frustrasi yang dirasakan Harry dan teman-temannya dalam mengejar Horcrux dan juga sekaligus harus menghindari kejaran Death Eaters yang mengintai di mana-mana. Maka tagline "The Hunt Begins" dan "Trust No One" menjadi sangat cocok dengan isi film.
Cerita diawali dengan Hermione yang terpaksa harus memodifikasi pikiran kedua orang tuanya yang sebagai Muggle. Hermione menahan air mata saat mengucapkan "obliviate" mantera yang membuat orang tuanya menjadi lupa kalau mereka memiliki anak.
David Yates sang sutradara seolah tidak ingin mengecewakan pembaca harpot karena ia sepertinya mewujudkan visualisasi yang sama persis dengan novel ketujuh harpot. Beberapa tokoh yang biasanya terlibat memang menjadi muncul hanya beberapa detik atau hilang sama sekali di part 1 film ini. Contohnya Neville yang hanya sebentar sekali muncul atau Professor McGonnagal yang biasanya selalu ada di semua film. Firenze sang Centaur yang harusnya mengajar juga tidak muncul di film. Maklum saja part 1 ini tidak menceritakan Harry di sekolah melainkan pelarian Harry dan kedua sobatnya mencari Horcrux.
Bagi yang belum menonton, saya tidak mau terlalu banyak membocorkan. Menurut saya Harry Potter and The Deathly Hallows part 1 ini cukup memuaskan. Sepanjang film disuguhi berbagai ketegangan akibat pertarungan dengan Death Eaters walaupun bagi saya Yates kurang mengklimakskan pertarungan-pertarungan tersebut walaupun sepanjang film banyak sekali pertempurannya sehingga penonton yang sudah gemas menyaksikan pertarungan terpaksa harus rela tidak menyaksikan pertempuran klimaks. Mungkin Yates menyimpan pertarungan-pertarungan seru di part 2.
Misalnya saja kematian Mad Eye yang kurang diulas di buku. Harusnya David Yates bisa memvisualisasikan serunya saat Mad Eye Moody "dibantai".
Part 1 ini diakhiri dengan kesedihan mendalam akibat matinya Dobby si peri rumah (saya heran koq pembaca novelnya pada lupa kalau Dobby itu tewas terbunuh oleh Bellatrix Lestrange). Rasa penasaran terhadap part 2 yang akan dirilis pada pertengahan tahun 2011 juga diciptakan saat Voldemort pada akhirnya mendapatkan Tongkat Elder, tongkat penyihir terkuat.
Kerja keras David Yates patut dipuji. Part 1 ini menurut saya memuaskan dibanding harpot yang sebelumnya. Yates juga memunculkan tokoh-tokoh yang diperankan dengan tepat seperti Bill Nighy sebagai Rufus Scrimgeour, Helena Bonham Carter sebagai Bellatrix Lestrange, Imelda Staunton sebagai Dolores Umbridge.
Kehausan akan harpot Part 2 dimulai kembali. Kisah finalnya akan berakhir di part 2. Semoga Yates sudah menyediakan pertempuran dahsyat.
Selamat melanjutkan rasa penasaran Anda :)
wah, terimakasih sudah berbagi, saya belum nonton soalnya:(
ReplyDeletepenggemar harpot ya? waa saya belom nontooon haha
ReplyDelete